Siap Hengkang dari RI, Pemerintah Bakal Rayu Pepsi Demi Investasi?

Image title
Oleh Ekarina
3 Oktober 2019, 14:51
Ilustrasi minuman Pepsi yang diedarkan di pasar Indonesia.
TWITTER @ID_Pepsi
Ilustrasi minuman Pepsi yang diedarkan di pasar Indonesia.

Perusahaan minuman ringan asal Amerika Serikat (AS) PepsiCo dikabarkan keluar dari Indonesia per 10 Oktober 2019 seiring dengan berakhirnya kontrak kerja sama dengan mitra perusahaan. Kementerian Perindustrian memastikan hal tersebut  terjadi bukan karena iklim usaha yang memburuk.

Karena itu, pihaknya bakal memfasilitasi perusahaan apabila ada masalah terkait industri, agar bisa kembali berinvestasi di dalam negeri.

Advertisement

(Baca: Tak Perpanjang Kontrak dengan Indofood, Pepsi Hengkang dari Indonesia)

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim mengatakan hengkangnya Pepsi dari Indonesia, murni dikarenakan masalah business-to-business (B2B).

"Jadi dipastikan keluarnya Pepsi Cola bukan karena iklim bisnis di dalam negeri yg tidak kondusif," kata dia kepada katadata.co.id, Kamis (3/10).

Abdul mengatakan, pangsa pasar  Pepsi Cola untuk jenis minuman (Non Alkoholic Ready to Drink/ NARTD) tidak sebesar kompetitornya untuk produk sejenis. Sehingga, secara nasional dampaknya tak terlalu besar.

Berdasarkan  data Kemenperind, secara keseluruhan pertumbuhan industri minuman dalam negeri masih tercatat positif.

Sektor industri minuman pada semester I 2019 mencatat pertumbuhan PDB sebesar 22,74%. Adapun angka tersebut berkontribusi sebesar 2,01% terhadap PDB industri pengolahan non migas dengan nilai investasi penanaman modal asing (PMA) sebesar US$ 68,72 juta dan investasi penanaman modal dalam negeri 9PMDN) sebesar Rp 1,43 triliun.

(Baca: Produksi Indofood CBP Tak Terganggu Masalah Pasokan Garam Impor)

Realisasi investasi di sektor industri minuman pada semester I tahun 2019 pun tercatat Rp 1.429,74 miliar untuk PMDN dan US$ 68,72 juta untuk PMA.

Menurutnya, pertumbuhan NARTD di Indonesia memang menurun tidak terlalu besar, yang mana per agustus 2019 angkanya -0.7% seiring turunnya penjualan segmen minuman ini di pasar tradisional.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement