Berkah Perang Dagang, Pangsa Ekspor Sawit ke Tiongkok Naik Jadi 30%
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, Dono Boestami menyatakan perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) membuka celah peningkatan pangsa pasar ekspor minyak sawit Indonesia. Sehingga dia berharap dengan adanya peluang itu, pangsa ekspor sawit Indonesia bisa ditingkatkan menjadi 30% dari sebelumnya 20%.
Dono mengatakan, Tiongkok saat ini pengguna minyak nabati terbesar dunia, salah satunya minyak kedelai. Dengan perang dagang, dia berharap ada sedikit peralihan penggunaan dari minyak kedelai ke minyak sawit. Apalagi, Tiongkok sedang menggencarkan perang tarif terhadap AS.
Karena itu, dia berharap, pangsa ekspor minyak sawit Indonesia ke Negeri Panda setidaknya bisa naik 10% menjadi 30% dari sebelumnya hanya 20%.
(Baca: Ekspor Minyak Sawit Hingga Juli Naik 6,7% jadi 19,7 Juta Ton)
"Adanya perang dagang, diharapkan meningkat porsi ekspor sawit ke Tiongkok 30% untuk memenuhi kebutuhan. Kalau bisa terwujud sangat menolong petani sawit yang sedang menghadapi penurunan harga," ujar Dono di Jakarta, Rabu (18/9).
Ia menambahkan, sawit merupakan komuditas ekspor yang strategis bagi Indonesia. Secara keseluruhan, nilai ekspor sawit Indonesia mencapai Rp 240 triliun. Meski begitu, produk sawit kerap ditentang, baik melalui isu lingkungan hingga masalah kesehatan.