Media Asing Marak Mengabarkan Wafatnya BJ Habibie

Image title
Oleh Ekarina
12 September 2019, 06:37
Mantan Presiden BJ Habibie menyapa awak media sebelum menghadiri pembukaan Sidang Tahunan MPR Tahun 2016 di Jakarta, Selasa, (16/08).
KATADATA/Arief Kamaludin
Mantan Presiden BJ Habibie menyapa awak media sebelum menghadiri pembukaan Sidang Tahunan MPR Tahun 2016 di Jakarta, Selasa, (16/08).

Sejumlah media asing turut menyoroti kabar wafatnya mantan presiden ketiga RI Bacharudin Jusuf Habibie atau yang akrab di sebut BJ Habibie dalam usia 83 tahun. Sebagian media menggambarkan sosok Habibie sebagai tokoh yang mendorong reformasi demokrasi dan perkembangan kebebasan pers setelah lama dikekang di masa pemerintahan mantan presiden Soeharto.

Selain pendapat tersebut, media Australia, The Sydney Morning Herald dalam laporannya juga menulis ia dikenang di Australia dan di seluruh dunia karena mengizinkan Timor Timur mengadakan referendum kemerdekaan pada 30 Agustus 1999, sebuah langkah yang ditentang oleh kalangan militer berpengaruh saat itu.

"Kepemimpinan Habibie memang yang paling singkat dalam sejarah Indonesia modern, tetapi transformatif untuk negara yang 20 tahun kemudian menikmati statusnya sebagai negara demokrasi dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia," tulis The Sydney Morning Herald dilansir, Kamis (12/9).

(Baca: Mengenang BJ Habibie dan Persembahan Terakhir untuk Ainun)

Sementara The New York Times mengenang Habibie sebagai tokoh pro demokrasi. Dalam laporannya, media tersebut menulis sebagai presiden, Habibie meminta maaf atas pelanggaran HAM masa lalu dan menguraikan program reformasi dalam delapan poin untuk membangun masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis.

Dia juga memerintahkan pembebasan tahanan politik, menghapus pembatasan pers dan mereformasi politik untuk mendorong pemilihan umum yang bebas.

"Dia mencabut larangan tiga dekade untuk berbicara dan mengajar bahasa Mandarin sebagai bagian dari pelonggaran kebijakan diskriminatif terhadap etnis Tionghoa yang dilembagakan oleh Soeharto setelah pogrom anti-komunis 1965-1966," tulis media tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...