Jaga Harga, Petani Minta Bulog Tak Gelontorkan Jagung Impor

Michael Reily
21 Februari 2019, 16:09
Petani Jagung
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Buruh tani mengemas jagung manis ke dalam karung usai dipetik di area persawahan Desa Bringin, Kediri, Jawa Timur, Selasa (8/5). Petani di daerah tersebut mengaku lebih untung menanam jagung manis (jagung sayur) karena masa panen lebih cepat dari pada jagung pakan ternak (jagung kering) dan dengan harga jual relatif stabil pada kisaran harga Rp2.000 per kilogram.

Sejumlah petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta Perum Bulog untuk menahan penggelontoran jagung impor sebanyak 150 ribu ton yang dijadwalkan tiba pada bulan depan. Alasannya, impor bakal membuat harga jagung petani semakin turun karena berbarengan dengan panen raya.

Konsultan Pertanian Jagung di Nusa Tenggara Barat (NTB) Dean Novel menyatakan harga jagung sudah berangsur turun, meski tingkatmya masih relatif tinggi. "Impor  yang masuk pada  Maret pasti akan membuat harga turun, jagung impor itu lebih bagus karena kering, sementara jagung petani kan basah," kata Novel di Jakarta, Kamis (21/2).

(Baca: Pemerintah Sebut Impor Jagung Telah Menghitung Kepentingan Semua Pihak)

Dia menjelaskan harga jagung di NTB sempat mencapai Rp 6.200 per kilogram. Alhasil, banyak petani yang mencoba menanam jagung karena harganya tinggi dan cukup menguntungkan.

Namun, harga jagung mulai turun bertahap menjelang panen raya pada Maret hingga Mei mendatang.  Saat ini, harga jagung  sudah mencapai Rp 4.500 sampai Rp 4.700 per kilogram di NTB. "Kalau Bulog melepas jagung impor, bahaya sekali karena harga petani akan jatuh," ujar Novel.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...