Momentum Pemilu Diprediksi Kerek Pertumbuhan Industri Agro 7,10%

Image title
Oleh Ekarina
7 Januari 2019, 09:12
Kakao
ANTARA FOTO/ Akbar Tado
Seorang pekerja menjemur biji kakao di salah satu industri di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (17/3). Harga kakao kering di tingkat pedagang pengepul turun dari harga Rp30.000 per kilogram menjadi Rp23.000 per kilogram yang disebabkan menununnya kualitas biji kakao akibat pengaruh cuaca dan hama.

Momentum pemilihan umum (Pemilu) diharapkan turut memberi angin segar bagi pertumbuhan sektor industri agro pada tahun ini. Kementerian Perindustrian memproyeksikan pertumbuhan sektor industri agro pada 2019 mencapai 7,10%, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu sekitar 6,93% seiring dengan potensi kenaikan permintaan pasar domestik, terutama produk makanan dan minuman pada masa pemilu.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan pada tahun politik ini, ada beberapa sektor berpeluang mencetak pertumbuhan, di antaranya adalah industri makanan dan minuman. Pada kuartal III 2018, industri agro mencatatkan pertumbuhan 7,23% secara tahunan.

Advertisement

“Realisasi pertumbuhan industri agro 2019 diharapkan lebih besar dari target 7,10%. Selama ini, industri agro menjadi sektor andalan dalam memacu kinerja industri pengolahan nonmigas, yang juga turut menopang pertumbuhan ekonomi nasional," kata Sigit dalam keterangan resmi, Minggu (6/1).

(Baca: Kementan Pangkas Anggaran Pengembangan Kakao dan Kelapa)

Menurutnya, pertumbuhan sektor industri agro juga didukung oleh tumbuhnya masing-masing subsektor, seperti industri makanan dan minuman, industri hasil tembakau, industri pengolahan kayu, bambu dan rotan, industri kertas dan berbahan kertas, serta industri furnitur.

Pada semester I tahun 2018, industri agro menyumbang hingga 49,11% terhadap total produk domestik bruto (PDB) sektor nonmigas. Di periode yang sama, ekspor dari industri agro berkontribusi mencapai US$ 23,26 miliar atau 26,43% terhadap total ekspor nasional. Dengan begitu, produk agro dalam negeri menurutnya telah berdaya saing global.

Investasi di industri agro juga menjadi motor penggerak pertumbuhan sektor manufaktur di Indonesia. Pada semester I 2018, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di industri agro mencapai Rp24,32 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) menembus angka US$ 1,1 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement