Ekspor Industri Oleokimia Diprediksi Capai Rp 73,8 Triliun di 2019
Ekspor industri oleokimia pada 2019 diperkirakan bisa menembus angka US$ 5 miliar atau setara Rp 73,8 triliun, tumbuh 20% dari ekspor tahun ini yang diprediksi mencapai US$ 4,17 miliar. Menurut asosiasi industri, peningkatan tersebut sejalan dengan volume permintaan oleokimia di pasar ekspor yang diprediksi meningkat sebesar 12% menjadi 5,36 juta ton pada 2019 untuk keperluan berbagai macam bahan baku kosmetik.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) Rapolo Hutabarat mengatakan pertumbuhan industri oleokimia Indonesia sepanjang tiga tahun terakhir terus menunjukkan tren peningkatan.
Dari sisi volume, industri oleokimia rata-rata tumbuh 10,68% per tahun. Sedangkan dari sisi nilai ekspor rata-rata pertumbuhannya mencapai 19,61% per tahun. Meningkatnya pertumbuhan produk oleokimia salah satunya ditopang pemakaian produk perawatan tubuh dan kosmetik.
(Baca: B20 Topang Kenaikan Serapan Sawit 39% per September 2018)
“Pariwisata turut menggerakanpermintaan produk oleokimia. Sebab, sewaktu bepergian, mereka umumnya membawa produk kosmetik dan perawatan badan seperti sabun dan shampoo. Ini berdampak positif bagi industri oleokimia,”ujar Rapolo dalam keterangan resmi.
Permintaan global terhadap produk-produk oleokimia juga diprediksi mengalami pertumbuhan yang positif seiring dengan berbagai upaya bersama yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku usaha dalam membuka pasar baru untuk produk olahan minyak sawit.
Ekspor produk oleokimia umumnya ditujukan ke sejumlah negara tujuan utama seperti Uni Eropa, Tiongkok, India, Korea Selatan, dan Jepang. Sementara beberapa pasar potensial ekspor oleokimia yang masih bisa ditingkatkan di antaranya berasal dari negara-negara di Benua Afrika.
Produk yang paling banyak diminati pasar ekspor salah satunya adalah pada jenis soap noodle. Penetrasi pasar produk oleokimia sejauh ini tidak menghadapi hambatan di negara tujuan ekspor. “Para produsen terus berupaya membuka pasar baru serta mempertahankan pasar eksisting,” katanya.
Karenanya, dia berharap momentum pertumbuhan industri oleokimia bisa terus dijaga dan ditingkatkan melalui kerjasama dengan semua pemangku kepentingan industri sawit nasional. Faktor lain yang mendukung pertumbuhan permintaan produk-produk oleokimia dari berbagai berbagai industri.
Menurut data asosiasi, industri oleokimia nasional saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang sekitar 5,5 juta ton. Dengan tingkat utilisasi produksi sebanyak 75%, industri ini mampu menghasilkan 21 jenis produk turunan oleokiamia.
(Baca: Penerapan B20 Pangkas Impor Solar 4 Ribu Kiloliter per Hari)
Produk oleokimia umumnya digunakan untuk mendukung kebutuhan bahan baku produk industri seperti industri farmasi, pengeboran minyak baja, ban, kosmetika, dan kebutuhan rumah tangga-sabun, pasta gigi serta shampo.
Asosiasi mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk menjaga iklim investasi seperti melalui kebijakan Tax Holiday maupun Tax Allowance yang dibuat pemerintah, seperti baru-baru ini telah merilis PMK No. 29/2018 mengenai Kemudahan Perizinan dan PMK No. 35/2018 mengenai Pengurangan PPh Badan Usaha.