Ada Kepentingan Jepang, Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi RCEP Tertunda

Michael Reily
15 November 2018, 08:39
ASEAN-India
www.setkab.go.id
Presiden Jokowi berfoto bersama sebelum sesi Retreat dengan Kepala Negara/Kepala Pemerintahan ASEAN di Rasthrapati Bhawan, Kamis (25/1).

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan target konklusi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) mundur menjadi tahun depan. Penyebabnya, masih ada beberapa negara yang bersikeras mempertahankan kepentingannya sehingga proses kesepakatan berjalan alot.

Salah satu negara yang tetap  bersikeras dan memaksakan kepentingannya adalah Jepang . 

Advertisement

Negeri Sakura itu juga tak bersedia menunjukkan fleksibilitas dalam perjanjian dagang, berbeda dengan sikap Tiongkok dan India yang memberi dukungan terhadap ASEAN dan mampu menunjukkan fleksibilitasnya dalam RCEP.

(Baca: Hadapi Kerja Sama Dagang RCEP, Pengusaha Minta Regulasi Dipermudah)

Sejumlah masalah substansial dalam perundingan RCEP pun akhirnya terhambat karena sikap resistensi Jepang. Perundingan hanya mampu menyelesaiakan dua bab tentang Standar, Regulasi Teknis, dan Prosedur untuk Kesesuaian (STRACAP) dan Institutional Provision, Sanitary, and Phitosanitary sehingga bab tentang kompetisi tidak selesai.

"Seharusnya para menteri menawarkan solusi serta rekalibrasi ambisi untuk kepentingan bersama" kata Enggar dalam keterangan resmi dari Singapura, Rabu (14/11).

Meski begitu, dia  optimistis perundingan RCEP dapat selesai tahun depan. Apalagi, perundingan ke-25 bakal diadakan di Indonesia. 

Laporan kemajuan perundingan RCEP oleh para menteri kepada kepla negara berlangsung pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-33 di Singapura. Alhasil, komitmen politik pemerintah tiap negara yang ikut dalam perundingan RCEP harapannya bisa menjadi solusi penyelesaian.

Perundingan RCEP melibatkan 10 negara Asia Tenggara bersama 6 mitra perdagangan bebas - Australia, India, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru. Jika perundingan RCEP itu rampung, maka  ini akan menjadi perjanjian perdagangan bebas regional dunia karena mencakup 48% penduduk dunia, 38% produk domestik bruto global, serta 42% perdagangan internasional.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement