Penurunan Harga CPO Menekan Laba Emiten Sawit Grup Salim dan Astra

Image title
Oleh Ekarina
1 November 2018, 11:15
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya di Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.

Pelemahan harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) telah menekan kinerja laba sejumlah emiten perkebunan, tak terkecuali bagi perusahaan di bawah grup korporasi besar milik PT Astra International dan Grup Salim. Laba bersih emiten kebun yang berada dibawah kendali  kedua grup perusahaan ini turun hingga 70% sepanjang Januari-September 2018.

PT Astra Agro Lestari, anak usaha Grup Astra di segmen agribisnis dengan porsi kepemilikan saham sebesar 79% melaporkan penurunan laba bersih sebesar 18% menjadi Rp 1,1 triliun hingga September 2018. Penurunan laba bersih perseroan terutama disebabkan oleh melemahnya harga rata-rata minyak kelapa sawit sebesar 8% menjadi Rp7.639/kg, meski volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunan AALI naik sebesar 23% menjadi 1,6 juta ton.

Advertisement

(Baca: Harga CPO Rontok, Pendapatan Sawit Sumbermas Diestimasi Turun 5%)

Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menyatakan terus mewaspadai pelemahan harga minyak kelapa sawit hingga akhir tahun. "Kami berharap Grup mencapai kinerja tahunan yang baik, meski persaingan di pasar mobil serta pelemahan harga minyak sawit masih tetap diwaspadai," katanya dalam keterangan resmi.

Meski bisnis berbasis komoditas ini memberi tekanan, secara keseluruhan Astra International masih mampu mencatat laba bersih sebesar Rp 17 triliun atau meningkat 21% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Lini bisnis otomotif masih menjadi penyumbang terbesar laba bersih Grup Astra sebesar Rp 7,01 triliun diikuti bisnis alat berat, pertambangan konstruksi dan energi sebesar Rp 5,4 triliun. Kemudian jasa keuangan Rp 3,4 triliun dan agribisnis Rp 896 triliun, infrastruktur dan logistik Rp 112 miliar, teknologi informasi Rp 106 miloiar dan bisnis properti Rp 66 miliar.

Tak hanya AALI, tekanan pelemahan harga komoditas juga mempengaruhi kinerja laba PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP). Perusahaan yang 59,48% saham dimiliki Salim Ivomas, yang juga anak usaha Indofood ini pada sembilan bulan pertama 2018 mencatat penurunan laba bersih 39,8% menjadi Rp 344,7 miliar hingga kuartal III 2018.

Lonsum mencatat penurunan penjualan dan laba seiring penurunan harga rata-rata produk sawit (CPO & Palm Kernel) dan karet serta penurunan volume penjualan. Volume penjualan CPO perseroan hingga September 2018 turun sebesar 8,6% menjadi 290 ribu ton dan palm kernel 8,9% akibat perbedaan waktu dalam realisasi persediaan CPO.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement