Rupiah Melemah, Produsen Makanan Tahan Kenaikan Harga hingga 2019
Depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak kemarin kembali melemah hingga menembus Rp 15.000. Namun pelemahan nilai tukar tak segera direspon produsen makanan minuman dengan menaikan harga jual barang.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyatakan beberapa produsen masih akan berupaya menahan kenaikan harga sebesar 5% hingga awal tahun depan, meski hal itu akan mengorbankan keuntungan perusahaan.
“Atas permintaan pemerintah kami sementara tidak naikkan harga sampai awal tahun depan,” kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S.Lukman di Jakarta, Rabu (3/10).
Selain itu, perusahaan juga sulit menaikan harga jual karena untuk menjaga daya beli masyarakat. (Baca : Perusahaan Barang Konsumsi Rentan Terdampak Pelemahan Rupiah)
Menurutnya, pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan mendorong peningkatan biaya produksi. Meski beberapa produsen biasanya memiliki stok bahan baku. Namun menurutnya hal itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi hingga sebulan atau dua minggu jika sudah berbentuk produk jadi.