Permintaan Melemah, Ekspor Sawit Semester Pertama 2018 Turun 6%

Michael Reily
27 Juli 2018, 15:25
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya, Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebut ekspor minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO)  pada semester pertama 2018 turun 6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya seiring melemahnya permintaan dari beberapa pasar tujuan utama. 

Menurut data Gapki, pada Januari-Juni 2018, ekspor kelapa sawit Indonesia, di luar oleochemical dan biodiesel, turun 6% menjadi 14,16 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 15,04 juta ton. Sementara itu, jika ekspor dihitung dengan biodiesel dan oleochemical, volume penjualan turun 2% dari 15,62 juta ton menjadi 15,30 juta ton pada periode yang sama.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan,  penurunan ekspor semester I 2018 disebabkan oleh menurunnya permintaan CPO dari beberapa  negara tujuan utama ekspor sawit RI.

Gapki mencatat, ekspor CPO pada  semester pertama ke India anjlok 34% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu dari 3,74 juta ton menjadi 2,50 juta ton. "Penyebabnya antara lain karena pengenaan bea masuk sawit yang tinggi untuk melindungi industri pengolahan di sana," ujar Mukti dalam keterangan resmi, Jumat (27/7).

Selain itu, ekspor sawit RI pada semester I 2018  ke kawasan Uni Eropa.  Isu deforestasi dan kebijakan penghapusan biofuel berbasis pangan oleh Parlemen Eropa diperkirakan turut  mempengaruhi permintaan  minyak sawit Indonesia di sana.

(Baca : Laba Bersih Dua Perusahaan Perkebunan Milik Grup Salim Turun Drastis)

Gapki mencatat, ekspor ke Uni Eropa pada semester I tahun  ini turun 12%  menjadi 2,39 juta ton dari  2,71 juta ton  per semester I 2017. Penurunan kinerja impor untuk periode yang sama juga terjadi di beberapa negara di benua Afrika sebesar 10%.

Namun demikian, ekspor CPO Indonesia pada semester I justru mengalami peningkatan ke Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Menurut Mukti, ekspor CPO ke Tiongkok  pada Januari-Juni 2018 naik  23% menjadi 1,82 juta ton dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar  1,48 juta ton.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...