Penguatan Dolar Tak Banyak Membantu Kinerja Ekspor Sawit

Michael Reily
19 Juli 2018, 18:29
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Buah kelapa sawit hasil panen di salah satu perkebunan di Riau.

Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah belum banyak membantu kenaikan kinerja ekspor minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Penyebabnya,  pelemahan permintaan yang  disertai penurunan harga jual sawit dunia telah memberi tekanan lebih besar terhadap kinerja industri sawit sepanjang semester I lalu.

“Dampaknya (penguatan dolar AS)  belum terasa, biaya pengiriman juga ikut naik,” kata Direktur Eksekutif  Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono, Kamis (19/7)

Mukti juga mengatakan stok minyak nabati yang melimpah telah menyebabkan harga sawit melemah.  Misalnya AS yang  sudah mulai panen kedelai dan Uni-Eropa yang mulai banyak memroduksi rape seed dan sunflower. Tak mau ketinggalan,  Tiongkok sebagai negara produsen minyak nabati pun diketahui sudah mulai menyimpan pasokan untuk mengantisipasi dampak perang dagang.

(Baca : Ekspor Sawit Mei Turun Tertekan Kenaikan Stok Minyak Nabati Dunia)

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor minyak nabati semester pertama 2018 sebesar 14,2 juta ton, turun 5,99% dibandingkan periode yang sama 2017 dengan volume 15,1 juta ton. Sementara, nilai ekspornya juga anjlok 14,08% dari US$ 11,4 miliar menjadi US$ 9,87 miliar.

Dia berharap musim dingin di AS dan Uni-Eropa pada semester kedua dapat memicu peningkatan permintaan komoditas sawit.  Dengan begitu, harga jual sawit diharapkan bisa ikut membaik dan ekspor turut meningkat. 

“Mudah-mudahan harga tidak turun sampai di bawah US$ 600 per ton seperti 2015,” ujar Mukti.

Selain itu, serapan minyak sawit juga diharapkan terus meningkat sejalan dengan program penggunaan biodiesel dalam negeri, termasuk dalam program perluasan penggunaan biodiesel untuk sektor non-Public Service Obligation (PSO).

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...