Momen Ramadan Tak Berdampak Signifikan Terhadap Permintaan CPO Dunia

Michael Reily
31 Mei 2018, 10:18
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Buah kelapa sawit hasil panen di salah satu perkebunan di Riau.

Momentum Ramadan belum berdampak signifikan terhadap peningkatan permintaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO)  dunia.  Meski permintaan dari negara mayoritas penduduk muslim tercatat ada kenaikan, namun ekspor ke Tiongkok dan beberapa negara barat justru cenderung menurun.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan ekspor sawit Indonesia ke pasar global  pada April 2018 menurun sebesar 5%  menjadi 2,39 juta ton dari 2,52 juta ton di bulan Maret.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menjelaskan ekspor CPO ke Tiongkok pada April merosot 38% dibanding Maret menjadi 234,42 ribu ton dari sebelumnya 379,98 ribu ton.

“Penurunan impor di Negeri Tirai Bambu itu terjadi karena para traders menunggu regulasi baru yang akan diterapkan terkait dengan pajak impor minyak nabati baru,” kata Joko di Jakarta, Rabu (30/5).

Pada 1 Mei 2018, Tiongkok dikabarkan akan menurunkan tarif impor minyak nabati  menjadi 10% dari sebelumnya sebesar 11%. Selain itu, Tiongkok juga telah melakukan pengetatan pengawasan atas impor minyak berbahan nabati.

(Baca : Dianggap Krusial, Pengusaha Minta Bea Masuk Sawit ke India Diturunkan)

Selain  itu, permintaan CPO juga tercatat melemah dari pasar India. Ekspor sawit Indonesia kembali turun sebesar 15% pada April dari Maret 2018 yakni menjadi 346,28 ribu ton dari 408,65 ribu ton.

Demikian halnya pasar Uni-Eropa, yang mana ekspor turun 17% menjadi 385,10 ribu ton per April 2018 dibanding Maret. “Penurunan impor sawit oleh Uni-Eropa dipengaruhi stok minyak rapeseed mereka dan aksi kampanye negatif,” ujarnya.

Anjloknya ekspor sawit juga terjadi ke Amerika Serikat (AS) sebesar 42% pada April dibandingkan Maret, dengan penurunan volume ekspor dari 106,57 ribu ton menjadi 62,16 ribu ton. Stok kedelai yang tinggi sebagai dampak perang dagang dengan Tiongkok membuat permintaan AS melemah.

(Baca Juga: Volume Ekspor Sawit Triwulan I Turun Dampak Hambatan Dagang)

Sebaliknya,  peningkatan permintaan CPO  justru terjadi di negara mayoritas muslim seperti Bangladesh, Pakistan, dan Timur Tengah pada April dibandingkan Maret.

Menurut data Gapki, kenaikan ekspor CPO tertinggi dicatat Bangladesh dengan peningkatan sebesar 222% dari 64,57 ribu ton menjadi 208,10 ribu ton, sedangkan ekspor CPO Indonesia ke Timur Tengah dan Pakistan tumbuh masing-masing sebesar 39% dan 0,23% .

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...