Stok Garam Menipis, Pabrik Garuda Food Terancam Berhenti Beroperasi

Image title
Oleh Ekarina
12 Maret 2018, 21:03
Pabrik Snack Garuda Food Terancam Berhenti Beroperasi
Arief Kamaludin / Katadata
Garuda Food akan mengentikan sementara operasional pabrik jika perusahaan tidak segera mendapat pasokan bahan baku garam.

PT Garuda Food akan menghentikan kegiatan produksi sementara  jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat. Langkah tersebut akan menjadi opsi terakhir yang dilakukan perusahaan, sebab stok garam yang tersedia di pabrik saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi hingga dua pekan ke depan.

Head of Corporate Communication and Relation Garuda Food, Dian Astriana Yunianty mengatakan bahwa saat ini perusahaan ikut terdampak dari kondisi kelangkaan bahan baku garam industri. Stok garam perusahaan yang makin menipis diprediksi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi hingga akhir bulan.  Saat ini, dia mengaku pihaknya masih terus berupaya mencari tambahan pasokan garam dari beberapa suplier perusahaan.

Advertisement

"The worst condition mungkin kami akan stop sementara produksi pabrik," kata Dian kepada Katadata.co.id, Senin (12/3).

Menurutnya, minimnya pasokan akan berdampak besar terhadap jalannya lini produksi snack dan biskuit. Garuda Food saat ini tercatat sebagai produsen makanan ringan merek Kacang Garuda, Gery, Pilus Garuda, Leo dan Chocolatos. Sementara di lini produksi minuman, perusahaan memproduksi minuman SuperO2 dan minuman susu cair kemasan Clevo.

Selain Garuda Food, minimnya pasokan garam industri juga telah memukul produsen makanan lain. Sebelumnya Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang mengatakan perseroannya terancam setop beroperasi apabila pemerintah tak kunjung memberikan izin impor garam. Saat ini stok garam yang tersedia bagi produsen makanan dan minuman tersebut hanya tersisa hingga akhir April 2018.

(Baca : Kekurangan Stok Garam, Bisnis Indofood Group Terancam Terganggu)

"Pasti (perusahaan akan setop operasi) kalau kuota impor (garam) tidak terselesaikan," kata Franciscus Welirang kepada Katadata.co.id, Sabtu (10/3).

Franky mengatakan kebutuhan garam Indofood Group sebanyak 50 ribu ton per tahun. Jumlah ini 10,8% dari kuota impor garam industri makanan dan minuman sebanyak 460 ribu ton.

Indofood Group memproduksi aneka makanan dan minuman mulai dari mi instan, snack, dairy, minuman kemasan, penyedap masakan, hingga nutrisi dan makanan khusus. Semua produk ini membutuhkan garam.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Tony Tanduk menyatakan stok bahan baku garam untuk industri makan dan minuman saat ini hanya tersisa sekitar 50 ribu ton. Stok itu kemungkinan akan habis terpakai untuk masa dua hingga tiga pekan mendatang.

Tony menyebutkan beberapa perusahaan besar terkena dampak dari kekurangan stok bahan baku garam, seperti Indofood, Garuda Food, Unilever dan Wings Food. Perusahaan-perusahaan tersebut berpotensi menghentikan kegiatan produksinya.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan penggunaan garam merupakan komponen yang kecil dari biaya produksi. Dia mencontohkan untuk produk mi instan seharga Rp 2.000, biaya untuk garam hanya sekitar Rp 2 sampai Rp 5. Namun tanpa ada pasokan garam, produksi makanan dan minuman tak dapat jalan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement