Konsumsi Rokok Masyarakat Dinilai Masih Tinggi Meski Ada Pandemi

Image title
15 Mei 2020, 04:27
Konsumsi Rokok Masyarakat Dinilai Masih Tinggi Meski Ada Pandemi.
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Seorang konsumen membeli rokok di sebuah supermarket. YLKI mencatat, konsumsi rokok masyarakat kelas menengah bawah masih tinggi meski ada krisis akibat pandemi corona.

Pandemi corona tak memyebabkan konsumsi masyakat terhadap rokok berkurang. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan, sebanyak 12,4% pendapatan masyarakat menengah ke bawah digunakan untuk mengkonsumsi rokok di tengah ancaman krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Hal ini menggambarkan tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan diri masih sangat rendah. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan jumlah uang yang digunakan untuk membeli rokok tujuh kali lipat lebih banyak dibandingkan pengeluaran untuk membeli kebutuhan lauk pauk.

(Baca: WHO Peringatkan Perokok Berisiko Lebih Tinggi jika Terjangkit Covid-19)

Kondisi ini sangat memprihatinkan lantaran dengan kondisi seperti ini seharusnya masyarakat lebih mengutamakan pemenuhan gizi dibandingkan rokok.

"Ini harus dkawal dengan baik oleh pemerintah. Karena di tengah pendapatan yang susah dan kemampuan seperti ini masyarakat diharapkan menggunakan uangnya untuk konsumsi yang lebih rasional yaitu mengubah perilaku hidup yang sehat atau fokus untuk kebutuhan pangan," kata Tulus dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (14/5).

Menurut dia, ketidakjelasan penanganan wabah oleh pemerintah telah menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Sebab, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah menyababkan aktivitas ekonomi terhenti.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...