Genjot Pelacakan Corona, Pemerintah Siap Rekrut Mahasiswa jadi Relawan

Dimas Jarot Bayu
4 Juni 2020, 20:50
Genjot Pelacakan Corona, Pemerintah Siap Rekrut Mahasiswa jadi Relawan.
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Petugas melakukan pemeriksaan dokumen perjalanan penumpang pesawat yang tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Pemerintah akan merekrut mahasiswa sebagai relawan yang membantu proses pelacakan corona.

Pemerintah akan membuka rekrutmen relawan secara besar-besaran bagi mahasiswa guna meningkatkan kapasitas pelacakan dan tes virus corona. Mahasiswa yang akan dipilih sebagai relawan merupakan magister atau S2 dari jurusan biologi molekular, keperawatan, kebidanan, hingga kesehatan masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, para mahasiswa tersebut akan membantu proses pemeriksaan spesimen dan pelacakan orang-orang yang telah terkonfirmasi positif corona. Selama ini, upaya tersebut dinilai tidak maksimal karena jumlah relawan yang terbatas.

"Jadi Bapak Presiden menyetujui segera melakukan rekrutmen sukarelawan besar-besaran," kata Muhadjir usai rapat terbatas melalui konferensi video, Kamis (4/6).

(Baca: Pemerintah Targetkan Peneliti Temukan Vaksin Covid-19 pada Akhir 2020)

Nantinya, para mahasiswa yang menjadi relawan ini akan diberikan pelatihan secara intensi, sebagaimana usulan dari Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.

Dengan demikian, mereka siap ketika ditugaskan untuk memeriksa spesimen dan melacak orang-orang yang telah terkonfirmasi positif corona. "Saya kira itu pasti akan kita lakukan (pelatihan untuk relawan mahasiswa)," kata Muhadjir.

Presiden Jokowi sebelumnya meminta target uji spesimen corona di Indonesia bisa ditingkatkan dua kali lipat. Saat ini, Indonesia telah mampu melampaui target yang diberikan Jokowi untuk menguji 10 ribu spesimen corona setiap harinya.

Bahkan berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, uji spesimen corona mampu mencapai 11.979 pada Rabu (3/6). Uji spesimen tersebut dilakukan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) maupun tes cepat molekuler (TCM).

“Saya harapkan target berikutnya ke depan adalah 20 ribu per hari,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui konferensi video pada Kamis (4/6).

(Baca: Masa Transisi PSBB, Kasus Corona Jakarta Telah Melandai Sejak April)

Jokowi meminta pelacakan terhadap orang-orang yang positif corona bisa lebih agresif ke depannya. Menurutnya, pelacakan kontak tak boleh lagi dilakukan dengan cara-cara konvensional.

Pelacakan, lanjutnya, harus menggunakan bantuan sistem teknologi dan komunikasi. Presiden juga sempat menyinggung langkah yang dilakukan Selandia Baru dan Korea Selatan.

“Di Selandia Baru mereka gunakan digital diary, kemudian Korea Selatan juga mengembangkan mobile GPS untuk data-data, sehingga pelacakan itu lebih termonitor dengan baik,” kata Jokowi.

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...