Harga Gula Petani Diramal Tertekan Imbas Panen dan Masuknya Gula Impor

Image title
Oleh Ekarina
23 Juni 2020, 10:37
Harga Gula Petani Diramal Tertekan Imbas Panen dan Masuknya Gula Impor.
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.
Buruh tani memanen tebu. Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memperkirakan harga jual gula petani bakal tertekan dengan masuknya impor dan stok selama panen.

Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memperkirakan harga jual gula petani bakal tertekan. Hal ini disebabkan oleh masuknya gula impor yang bersamaan dengan musim giling tebu tahun 2020,

"Pada awal Juni 2020, harga gula di tingkat petani sudah turun tajam hanya laku Rp10.800 per kilogram," ujar Sekretaris Jenderal APTRI Nur Khabsyin di Kudus, Senin (22/6).

Dia menjelaskan, pada awal puasa gula petani mampu dijual di harga Rp12.500 hingga Rp13.000 per kilogram (kg). Saat ini, harga gula kembali turun ke Rp10.300 per kg.

(Baca: Surati Jokowi, Petani Tebu Minta Pemerintah Serap Gula Domestik)

Angka ini jauh di bawah biaya produksi menurut penghitungan APTRI. Biaya pokok produksi (BPP) gula tani tahun 2020 rata-rata sebesar Rp12.772/kg.

Stok gula impor yang terus berdatangan, ditambah produksi gula lokal membuat pasokan melimpah. Sedangkan pedagang enggan membeli gula petani lantaran masih memiliki stok gula impor.

"Kami menilai penurunan harga gula musim giling tahun ini lebih cepat, dibandingkan tahun sebelumnya. Importir menikmati kenaikan harga gula sangat tinggi, sedangkan petani tidak demikian sehingga sangat tidak adil," ujarnya. 

Dengan kondisi ini dia memperkirakan harga gula petani akan turun terus sampai batas harga acuan pemerintah Rp9.100/kg, karena musim giling akan terus berlangsung antara empat hingga lima bulan ke depan.

Revisi Harga Acuan

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...