Akibat Corona, Permintaan Baja Dunia Diramal Terkontraksi 6,4%

Image title
9 Juli 2020, 19:15
Akibat Corona, Permintaan Baja Dunia Diramal Terkontraksi 6,4%.
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pekerja membantu bongkar muat gulungan besi baja di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/4/2018). Permintaan baja dunia diramal terkontraksi 6,4% akibat pandemi corona.

Pandemi corona memukul permintaan baja di seluruh dunia. Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyatakan, permintaan baja secara global diramal terkontraksi 1.654 metrik ton atau 6,4% tahun ini seiring adanya perubahan konsumsi baik dari sektor industri maupun masyarakat termasuk minimnya investasi selama pandemi. 

Ketua Dewan Pembina IISIA, Edy Putra Irawadi mengatakan, adanya perubahan teknologi industri turut berperan menekan permintaan baja. Terlebih lagi, sebagian besar produk baja dijual untuk produk-produk rumah tangga.

Advertisement

"Permintaan baja dunia tahun 2020 menurut World Steel Association kontraksi 6,4% atau drop 1.654 metrik ton. Tapi diperkirakan pada 2021 permintaan baja akan kembali tumbuh  sebesar 3,8% atau naik 1.317 metrik ton," kata Edy dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (9/7).

(Baca: Permintaan Turun 60%, Industri Baja Minta Stimulus Harga Gas & Listrik)

Menurut Edy, adanya pandemi virus corona yang memukul daya beli masyarakat membuat permintaan barang-barang rumah tangga berbahan baku baja kian menyusut. Pasalnya, mayoritas negara pengguna barang rumah tangga berbahan baku baja saat ini menjadi episentrum penyebaran wabah.

Sebut saja, Korea Selatan dengan konsumsi baja 1.039 kg per kapita, Taiwan sebanyak 790 kg per kapita dan Jerman sebesar 470 kg per kapita. Lalu, ada Tiongkok 330 kg per kapita dan Amerika Serikat (AS) sebanyak 297 kg per kapita.

"Kalau ada resesi ekonomi, maka imbasnya permintaan baja ikut turun, seperti pada tahun 2018 dan 2019. Sekarang di kuartal pertama produksi dunia sudah turun 18%," kata dia.

Imbas minimnya permintaan, menjadikan pasokan baja di pasar internasional over supply. Edy menyebut, ekspor baja dunia tahun 2019 sebanyak 436 juta metrik ton, sedangkan kebutuhan yang tercermin dari angka impornya hanya berkisar 374 juta. Alhasil, ada surplus sebanyak 62 juta metrik ton dan ini pula kemudian menyebabkan banyak lari ke dalam negeri.

"Produksi baja dari tahun 2019 itu 1.869,9 juta metrik ton, cepat sekali tumbuhnya dan rata-rata produksi baja dunia terus meningkat," kata dia.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement