Jokowi Minta Polisi Lindungi Tenaga Medis dari Intimidasi soal Covid

Dimas Jarot Bayu
9 Juli 2020, 21:45
Jokowi Minta Polisi Lindungi Tenaga Medis dari Intimadasi soal Covid.
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/aww.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri). Jokowi perintahkan polisi menjaga tenaga medis yang menangani corona dari intimidasi masyarakat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar polisi bisa memberikan perlindungan kepada para tenaga kesehatan yang menangani virus corona. Hal itu dia sampaikan setelah dia memperoleh cerita dari dokter Erwin Kristianto yang bekerja di RSUD Jaraga Sasameh, Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7).

Erwin menceritakan, bahwa dirinya bersama dokter lain di RSDU Jaraga Sasameh kerap mendapatkan penolakan dari pasien positif corona dan masyarakat. Erwin pun mengaku mendapat stigma negatif atas profesi yang dijalankannya untuk menolong para pasien positif corona.

"Terkadang kami juga mendapatkan intimidasi secara langsung maupun tidak langsung pada saat kami mendapat tugas perawatan dan penanganan pasien Covid-19," ujar Erwin melalui konferensi video kepada Jokowi.

(Baca: Rekor Lonjakan 2.657 Kasus Corona RI, Jokowi: Sudah Lampu Merah)

Advertisement

Mendengar curhat Erwin, Jokowi meminta polisi untuk bisa memberikan proteksi kepada para tenaga kesehatan. Bahkan, perlindungan itu menurutnya juga harus diberikan hingga ke ranah media sosial.

Menurutnya, proteksi untuk tenaga kesehatan merupakan hal yang penting karena mereka berada di garis terdepan dalam penanganan corona.

"Saya kira itu tugas dari Polda, Polres untuk berikan proteksi kepada tenaga medis kita sebaik-baiknya," kata Jokowi. 

Dalam kesempatan tersebut, Presiden pun  berjanji untuk mengirimkan alat tes PCR beserta reagennya ke RSUD Murjani Sampit. Ini lantaran pihak RSUD Murjani Sampit merasa kesulitan untuk mendiagnosa pasien yang diduga terinfeksi corona.

Jokowi pun akan mengecek stok obat aluvia yang dibutuhkan RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya untuk penanganan pasien positif corona. "Begitu stok ada, saya kirim tadi yang dibutuhkan," ujarnya.

Seperti diketahui, kasus penyebaran virus corona terus bertambah di Indonesia. 
Jumlah kasus baru corona yang dilaporkan pemerintah hari Kamis (9/7) melonjak 2.657 orang atau mencetak rekor baru.

(Baca: Jokowi Sebut Dampak Ekonomi Krisis Corona Lebih Besar Daripada 1998)

Provinsi Jawa Barat menyumbang kenaikan terbanyak yakni 962 kasus. Angka ini sekaligus catatan tertinggi penambahan kasus di wilayah tersebut.

Juru bicara nasional penanganan corona Achmad Yurianto menjelaskan lonjakan kasus di Jabar terjadi karena munculnya klaster Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), Kota Bandung. Total sejak 29 Juni lalu sudah ada 1.262 orang positif Covid-19 dan terkait kelompok ini.

“Keseluruhan positif adalah peserta didik dan tenaga pelatih,” kata Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (9/7).

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement