Antisipasi Ramalan FAO, Mentan: Produksi Beras 2020 Surplus 6 Juta Ton

Rizky Alika
13 Juli 2020, 13:23
Antisipasi Ramalan FAO, Mentan: Produksi Beras 2020 Surplus 6 Juta Ton
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.
Buruh tani membersihkan bulir padi di area persawahan di Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (22/6/2020). Mentan memproyeksikan surplus beras hingga akhir tahun bisa mencapai 6 juta ton.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memproyeksikan produksi beras tahun ini surplus 6 juta ton. Perkiraaan tersebut dia ungkapkan setelah memperhitungkan kebutuhan produksi dan konsumsi masyarakat di tengah pandemi corona.

"Pada akhir Desember 2020 diperkirakan masih ada stok beras. Setelah dikurangi kebutuhan konsumsi 15 juta ton (selama enam bulan), maka masih ada sisa 6 juta ton lebih," kata Syahrul dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrembangtan) Nasional Tahun 2020 di kantornya, Jakarta, Senin (13/7).

Advertisement

Sisa stok pada akhir tahun tersebut akan menjadi pasokan pangan pada tahun berikutnya (carry over). Surplus pangan tersebut menurutnya juga akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi hingga memasuki musim panen pertama 2021.

(Baca: Indef: Pemerintah Harus Diversifikasi Komoditas pada Lumbung Pangan)

Meski begitu, perkiraan surplus tersebut dapat tercapai dengan mempercepat musim tanam II pada lahan seluas 5,6 juta hektar. Dengan percepatan ini, dia berharap produksi beras pada musim panen gadu (kemarau) mencapai 12,5 juta sampai 15 juta ton beras. Adapun saat ini stok beras nasional baru sekitar 7 juta ton beras.

Syahrul menambahkan, percepatan tanam perlu dilakukan selagi masih ada hujan dan cadangan air masih tersedia di sejumlah bendungan. Percepatan tanam juga dilakukan di daerah yang memiliki irigasi primer, sekunder, tersier, dan kuarter.

"Jadi masih kuat unuk mengaliri air ke sawah. Segera gunakan semaksimal mungkin untuk musim tanam II," ujar dia.

Ia pun mengatakan, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) telah memperingatkan potensi krisis pangan sebagai dampak dari pandemi corona. Sebab, covid-19 telah memicu restriksi perdagangan sehingga terjadi gangguan distribusi pangan.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement