Turis Asing Anjlok Saat Pandemi, Bisnis Pariwisata Rugi Rp 85 Triliun

Image title
14 Juli 2020, 15:00
Kunjungan Turis Anjlok Saat Pandemi, Industri Pariwisata Rugi Rp 85 T.
ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.
Wisatawan mengunjungi Kompleks Taman Wisata Candi Keraton Ratu Boko di Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (3/7/2020). Pengusaha memperkirakan total kerugian sektor industri terkait pariwisata mencapai Rp 85 triliun selama pandemi corona.

Industri pariwisata nasional diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 85 triliun akibat  pendemi virus corona. Hal ini terjadi seiring dengan jumlah kunjungan wisatawan asing ke destinasi wisata dalam negeri yang terus menurun. 

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mengatakan, okupansi perhotelan sangat minim. Pasalnya, ada sekitar 2.000 hotel dan 8.000 restoran di seluruh Indonesia menghentikan operasional bisnisnya akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Advertisement

Alhasil, kerugiannya untuk sektor perhotelan ditaksir mencapai Rp 30 triliun dan Rp 40 triliun untuk bisnis restoran pada Januari hingga April lalu. "Lalu ditambah kerugian untuk maskapai penerbangan US$ 812 juta atau setara Rp 11,4 triliun dan untuk tour operator Rp 4 triliun," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat virtual bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Selasa (24/7).

(Baca: Dampak Corona, Kunjungan Turis Asing ke RI pada Mei 2020 Anjlok 86% )

Menurut dia, berdasarkan data World Tourism Organization (WTO) tahun ini kunjungan wisatawan asing dapat terkontraksi hingga minus 44%. Sebab, ada lebih dari 500 juta wisatawan lebih memilih tidak berlibur ke luar negeri hingga situasi kesehatan kembali kondusif. 

Adapun penurunan jumlah turis menurutnya juga tergambar pada jumlah penerbangan di kawasan Asia Pasifik yang minus 37% di periode April. Sedangkan untuk jumlah kunjungan turis domestik diperkirakan belum mampu menutup kekosongan yang ditinggalkan oleh turis asing.

"Pada 2018 jumlah turis domestik sekitar 303 juta orang, tapi di tahun 2019 turun menjadi 275 juta orang karena kendala harga tiket saat itu. Kemungkinan sekarang jauh drop lagi karena pandemi dan kesulitan dari segi regulasi apabila ingin naik pesawat," kata dia.

Dengan kondisi yang sangat sulit seperti sekarang, membuat 95% pengusaha hotel memilih untuk merumahkan karyawannya atau memberikan cuti tanpa digaji (unpaid leave). Pasalnya, stimulus yang diberikan pemerintah kepada pengusaha hotel dinilai tidak begitu efektif mengurangi beban biaya operasional yang sebagian besar berasal dari komponen gaji karyawan.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement