Presiden Brasil Kecam Permintaan Lockdown Meski Kasus Corona Tinggi

Image title
Oleh Ekarina
19 Juli 2020, 09:04
Corona Negaranya Melonjak Tinggi, Presiden Brasil Kecam Upaya Lockdown.
ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado/wsj/cf
Presiden Brazil Jair Bolsonaro berbicara dengan wartawan sambil memakai masker pelindung. Bolsonaro mengkritik upaya lockdown di sejumlah wilayah negara bagian karena dianggap dapat membunuh perekonomian warga.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengecam tindakan penguncian atau lockdown yang digunakan untuk menghambat penyebaran virus corona di negaranya. Sebab, upaya ini dianggap dapat membunuh pertumbuhan ekonomi negaranya yang tahun ini diprediksi terkontraksi 6,4% akibat pandemi corona.

"Tanpa gaji dan pekerjaan, orang-orang akan mati," katanya mengacu pada pembatasan yang diberlakukan oleh beberapa negara bagian dan kota di kutip dari Reuters, Minggu (19/7).

Advertisement

Menurutnya, lockdown berpotensi membunuh perekonomian, yang juga merujuk pada kebijakan beberapa politisi yang dinilai memaksakan jam malam.

(Baca: Singapura Masuk Jurang Resesi, Rupiah Kembali Melemah)

Pernyataan presiden dia ungkapkan ketika ekonomi Brasil diperkirakan berkontraksi 6,4% tahun ini akibat pandemi.

Bolsonaro sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 pada 7 Juli dan sempat bertemu para pendukungnya di Istana Alvorada, Brasilia sambil mengenakan masker dan menjaga jarak beberapa meter.

Dia mengatakan kondisinya saat ini sehat, terlepas dari paparan virus corona yang ia alamu dan kesehatannya dengan penggunaan hydroxychloroquine untuk melawan Covid-19. Padahal, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menujukkan khasiat obat tersebut.

"Saya adalah bukti hidup (bahwa obat itu bekerja)," katanya kepada para pendukung.

Selain hydroxychloroquine, presiden sayap kanan mengatakan dia juga menggunakan obat anti-parasit untuk melawan virus corona.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement