AS Tambah 11 Perusahaan Tiongkok ke Daftar Hitam Terkait Uighur

Image title
Oleh Ekarina
21 Juli 2020, 16:36
AS Tambah 11 Perusahaan Tiongkok ke Daftar Hitam Terkait Uighur.
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi kegiatan ekspor impor di kawasan Tanjung Priok,  Jakarta Utara (28/6).

Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) menambahkan 11 perusahaan Tiongkok ke dalam daftar hitam perekonomian negaranya. Hal ini seiring dengan adnaya dugaan keterlibatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) kepada warga Uighur di Xinjiang, bagian barat Tiongkok.

Departemen Perdagangan mengatakan, perusahaan tersebut ikut terlibat dalam kerja paksa oleh warga Uighur. Mereka di antaranya perusahaan tekstil dan dua perusahaan yang menurut pemerintah sedang melakukan analisis genetik yang digunakan untuk melanjutkan penindasan kaum Uighur dan kelompok  minoritas muslim lainnya.

Perusahaan yang masuk daftar hitam tidak dapat membeli komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah Donald Trump. 

"Beijing secara aktif mempromosikan praktik kerja paksa dan skema analisis dan pengumpulan DNA yang tercela untuk menekan warganya," kata Menteri Perdagangan Wilbur Ross dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Selasa (21/7).

Daftar Entitas Tiongkok

AS sebelumnya telah memasukkan 37 entitas perusahaan Tiongkok ke dalam daftar hitam. 

Langkah ini lantas menuai kritik Kementerian Luar Negeri Tiongkok. Menurut mereka, Amerika Serikat menggunakan alasan konsep keamanan nasional, menyalahgunakan langkah-langkah kontrol ekspor, melanggarnorma dasar yang mengatur hubungan internasional dan mengganggu urusan dalam negeri Tiongkok. 

Beberapa perusahaan yang ditambahkan ke daftar hitam itu termasuk Nanchang O-Film Tech, pemasok untuk iPhone Apple, yang menjamu CEO Apple Tim Cook pada Desember 2017. Perusahaan terebut juga merupakan pemasok untuk Amazon.com Inc dan Microsoft.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...