Tarik Investasi Alat Kesehatan, Pemerintah Perlu Buka Akses Pasar

Rizky Alika
25 Juli 2020, 05:30
Dorong Investasi Alat Kesehatan, Industri Minta Dukungan Akses Pasar.
ANTARA FOTO/Syaiful Arif/ama.
Buruh menyelesaikan pembuatan masker di PT Jayamas Medica Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (18/3/2020). Pengusaha alkes meminta dukungan pemerintah terkait penyediaan pasar.

Pemerintah tengah berupaya menarik investasi untuk sektor produksi alat kesehatan dalam negeri. Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Randy H. Teguh menyatkan, pemerintah perlu membuka atau menyediakan akses pasar untuk mendorong investasi tersebut.

"Kalau sudah produksi tapi barang tidak diserap pasar, itu tidak akan menarik bagi investor," kata Randy saat dihubungi Katadata, Jumat (24/7).

Menurutnya, penyerapan pasar masih menjadi permasalahan bagi industri produsen alat kesehatan saat ini. Sebab, pasokan perangkas medis untuk penanganan Covid-19, seperti Alat Pelindung Diri (APD) dan masker mulai berlebih. 

Hal ini juga disebabkan, dibukanya impor APD dan masker, sehingga pasokan semakin berlebih.

Menurutnya, masalah penyerapan pasar telah terjadi sejak sebelum pandemi. Dalam empat tahun terakhir, dua anggota asosiasi bahkan menutup pabrik lantaran produksi alat kesehatannya tak terserap pasar.

Oleh karena itu, ia pun mengusulkan agar pemerintah bantu memfasilitasi pemasaran alat kesehatan, khususnya di dalam negeri. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kebijakan, misalnya pemberian insentif bagi fasilitas layanan kesehatan yang membeli produk dalam negeri.

Randy mengakui, harga alat kesehatan produksi domestik masih lebih mahal dibandingkan produk alkes impor dari India hingga Tiongkok. Sebab, bahan baku alat kesehatan produksi lokal mayoritas masih diimpor dari dua negara tersebut.

Selain itu, biaya produksi di Indonesia belum efisien seperti India dan Tiongkok. Namun, dia mengakui, proses perizinan investasi di Indonesia sudah lebih mudah.

Hingga saat ini, pihaknya mencatat belum ada perusahaan yang merelokasi pabriknya ke Tanah Air. Selain masalah pasar, ada kendala lainnya yang membuat investor enggan menanamkan dana di Indonesia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...