Dubes RI Dorong Pengusaha Ekspor Makanan hingga Tekstil ke Peru

Rizky Alika
7 Agustus 2020, 14:09
Dubes RI Dorong Pengusaha Ekspor Makanan dan Tekstil ke Peru & Bolivia.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Sebuah kapal bermuatan peti kemas melakukan peran pemanduan oleh kapal tunda saat akan bersandar di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT). Dubes RI mendorong ekspor komoditas ke Peru dan Bolivia.

Pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor komoditas Indonesia ke negara non tradisional, seperti Amerika Selatan. Duta Besar Indonesia untuk Peru dan Bilovia, Marina Estella Anwar Bey pun mengajak para pengusaha untuk meningkatkan ekspor ke  negara tersebut. 

Menurutnya, peluang Indonesia memasok lebih banyak ekspor komoditas ke Peru terbuka lebar. "Daya beli mereka tinggi dan mereka cukup konsumtif," kata Marina dalam webinar perdagangan, Jumat (7/8).

Advertisement

Industri Peru menurutnya tidak berkembang sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, negara tersebut bergantung pada impor. Di sisi lain, Peru juga menjadi negara dengan perekonomian yang stabil.

Marina mencatat, produk Indonesia yang sudah masuk Peru meliputi mi instan, cokelat, gula, nanas kaleng, kopi luwak, tekstil, baju dan sepatu olahraga, mobil dan suku cadangnya, kertas, mebel, bulu mata, hingga mesin cuci.

Sedangkan, produk yang berpotensi diekspor ke Peru meliputi bumbu dapur siap pakai dan mentega, plastik kemasan, tekstil, alat kesehatan, suku cadang dan akesoris kendaraan , hingga produk mebel.

Saat ini, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Brazil, menurupakan negara eksportir utama ke Peru. Sementara, Indonesia masih menduduki peringkat ke-23, lebih rendah dari negara Asean lainnya seperti Thailand dan Vietnam.

Kedua negara telah menargetkan peningkatan perdagangan hingga mencapai US$ 1 miliar pada 2025. Namun, target itu diperkirakan sulit tercapai.

"Karena dalam lima tahun terakhir, nilai perdagangan kedua negara berkisar US$ 300 jutaan," ujar dia.

Berdasarkan data yang diolah KBRI Lima, total perdagangan Indonesia-Peru pada 2017 mencapai US$ 386,7 juta dengan capaian surplus bagi Indonesia sebesar US$ 316,5 juta. Pada 2018, total perdag angan kedua negara menurun tipis, yaitu US$ 325,2 juta dengan surplus bagi Indonesia US$ 247 juta.

Pada 2019, total perdagangan Indonesia-Peru kembali meningkat menjadi US$ 342 juta. Neraca Indonesia tercatat surplus terhadap Peru sebesar US$ 221,6 juta.

Adapun, total ekspor Indonesia ke Peru mencapai US$ 281,8 juta dengan ekspor terbesar mobil (56%), sepatu (13%), dan kertas (10%). Sementara, impor Peru ke Indonesia menacapai US$ 60,2 juta yang didominasi oleh biji kakako (66%), anggur segar (13%), dan zinc (11%).

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement