Berkah Pandemi, Ekspor Buah Segar RI Melonjak 375.000 Ton

Image title
10 Agustus 2020, 18:32
Berkah Pandemi, Ekspor Buah Segar RI Melonjak 375.000 Ton.
ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Petani memanen buah nanas di sentra pertanian nanas di Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Minggu (20/10/2019). Menurut petani setempat, dalam sekali panen mereka mampu memanen sebanyak 15.000 buah dengan harga jual Rp1.500-Rp5.000 per buah yang diekspor hingga ke Dubai.

Pandemi corona membawa berkah tersendiri bagi sektor perdagangan buah segar. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan ekspor buah segar pada periode Januari - Mei 2020 meningkat 375.000 ton dengan kenaikan nilai tambah 73,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, selama pandemi konsumsi buah naik signifikan. Kondisi ini merupakan peluang besar untuk meningkatkan neraca perdagangan sekaligus tantangan terhadap produksi buah nasional.

Advertisement

"Indonesia adalah produsen buah tropika dan untuk itu perlu gerakan besar untuk membangun raksasa yang tengah tertidur ini," kata dia dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (10/8).

Musdhalifah menjelaskan, permintaan buah terbesar masih didominasi pasar ekspor utama, seperti Vietnam 27%, Malaysia 19%, Tiongkok 19%, India 10%, Hogkong 6%, Thailand 5% dan Uni Emirat Arab 3%. 

Diperkirakan potensi ekspor juga terus meningkat dalam waktu dekat.  Terlebih, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan panduan hidup sehat di tengah merebaknya wabah.

Salah satunya berupa anjuran mengkonsumsi 150 gram buah atau setara tiga buah pisang ambon berukuran sedang. "Gerakan konsumsi buah juga untuk mengurangi karbohidrat sebagai upaya untuk mengurangi gagal pertumbuhan pada anak (stunting)," kata dia.

Seiring meningkatnya permintaan, produksi buah dalam negeri pun harus ditingkatkan lewat kerja sama dengan Kementerian dan Lembaga melalui pengembangan kawasan hortikultura berorienstasi ekspor.

Selain itu, subisidi biaya logistik pangan dan pengembangan pasar mitra tani dan pendampingan seharusnya diberikan di setiap provinsi.

"Kementerian Perdagangan juga memberikan pelatihan ekspor dan program pendampingan ekspor serta penguatan promosi dan informasi pasar," kata dia.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement