Pertumbuhan PDB Pertanian Dinilai Dampak Faktor Musiman

Rizky Alika
11 Agustus 2020, 08:47
Pengamat Sebut Pertumbuhan PDB Pertanian Dampak Faktor Musiman.
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.
Buruh tani membersihkan bulir padi di area persawahan di Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (22/6/2020). Pemerintah Daerah Gorontalo mendorong sektor pertanian di daerahnya untuk tidak berhenti memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di tengah pandemi COVID-19 dengan target 24 ribu ton padi dalam dua kali masa tanam.

Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tercatat tumbuh pada triwulan II 2020. Peningkatan ini terjadi di tengah kontraksi pertumbuhan sektor usaha akibat pandemi corona.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDB sektor pertanian pada triwulan II tumbuh sebesar 2,19% secara tahunan. Kontraksi pertumbuhan dialami hampir semua lapangan usaha seperti transportasi dan pergudangan 30,84%, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 22,02%.

Advertisement

Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 6,19%. Dari sektor penyumbang terbesar PDB nasional, pertanian merupakan salah satu sektor yang masih tumbuh positif tengah terjadi wabah Covid-19. 

Namun, Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menilai, hal tersebut terjadifaktor musiman.

"Triwulan II, PDB sektor pertanian naik karena ada panen padi dan jagung. Tapi panen jagung relatif kecil," kata Dwi kepada Katadata.co.id, Senin (10/8).

Menurut Dwi, pangan menjadi kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. Oleh karena itu, pertumbuhan PDB sektor pertanian tidak mengalami kontraksi seperti yang dialami sektor lainnya.

Dia juga memastikan, sektor pertanian tidak terpengaruh oleh pandemi Covid-19, sebagaimana yang terjadi saat krisis ekonomi pada 1998. Saat itu, sektor pertanian tetap tumbuh dibandingkan sektor lain.

"Sebab orang bisa tidak berekreasi, tapi orang-orang tidak bisa menunda makan," katanya.

Hal senada juga diungkapkan pengamat pertanian, Khudori. Dia mengatakan, pertumbuhan PDB pertanian pada triwulan II disumbang oleh pertumbuhan subsektor tanaman pangan, khususnya padi. Pertumbuhan subsektor itu didukung oleh pergeseran musim panen padi yang terjadi pada April, berbeda dibandingkan 2018 dan 2019 yang berlangsung pada Mei.

"Itu yang menjelaskan kenapa PDB pertanian tinggi ," ujar Khudori.

Data BPS menunjukkan, penopang utama pertumbuhan PDB sektor pertanian kuartal lalu berasal subsektor tanaman pangan. Subsektor tanaman ini tumbuh 9,23% secara tahunan, diikuti pertumbuhan sektor hortikultura sebesar 0,86% secara tahunan.

Lalu sektor tanaman perkebunan meningkat 0,17%, serta sektor peternakan dan jasa pertanian dan perburuan masing-masing sebesar minus 1,83% dan 2,36%.

Selain itu, ipertumbuhan sektor pertanian juga didukung adanya kebijakan pemberian bantuan Kementerian Pertanian kepada petani. Alhasil, kebijakan ini turut mengurangi tekanan para petani selama pandemi.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement