Pertanian Padi dan Jagung Dibayangi Masalah Tenaga Kerja & Sewa Lahan
Sejumlah permasalahan masih dihadapi sektor pertanian padi dan jagung. Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan, mahalnya tenaga kerja masih menjadi permasalahan pada sektor tersebut.
"Tenaga kerja mahal dan sulit dicari," kata Bustanul dalam webinar pertanian, Rabu (19/8).
Berdasarkan data yang dirangkum dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi 2018, biaya tenaga kerja merupakan komponen terbesar pada pertanian padi sawah. Komponen ini berkontribusi 48,23% terhadap total biaya produksi.
Sedangkan pada perkebunan jagung, biaya tenaga kerja berkontrbusi 44,94% terhadap total biaya produksi.
Selain biaya tenaga kerja, sewa lahan juga memiliki komposisi biaya yang besar. Pada pertanian komoditas padi, sewa lahan menyumbang biaya sebesar 29,86% dari biaya produksi, sementara sewa lahan jagung 27,71% dari biaya produksi. Selebihnya, biaya produksi digunakan untuk pupuk anorganik, bibit, alat dan sarana usaha, serta pestisida.
Pegiat Agribisnis Jagung Adhie Widiehartho mengatakan, tenaga kerja saat panen menjadi permasalahan. Menurutnya, tenaga kerja petani panen jagung saat ini mahal dan sulit dicari. Kecepatan dalam panen jagung akan menentukan proses distribusi.
"Ini harus ada terobosan. Apakah kegiatan penanganan panen jadi kegiatan tersendiri," ujar dia.