Penjualan Turun, Produsen Rokok Elektrik Juul PHK 1.200 Karyawan
Produsen rokok elektrik, Juul Labs Inc akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya di seluruh dunia dalam jumlah signifikan. Langkah ini dilakukan seiring pelambatan bisnis perusahaan di beberapa negara.
Selain pengurangan tenaga kerja global, Juul juga dikabarkan tengah mempertimbangkan rencana penarikan bisnisnya di beberapa pasar Eropa dan Asia-Pasifik. Strategi tersebut dilakukan untuk menghemat uang dan menghadapi periode yang penuh gejolak di industri rokok elektrik.
Mengutip Wall Street Journal, sumber yang mengetahui rencana ini mengatakan, Juul memberhentikan sekitar 1.200 karyawan, atau lebih dari separuh tenaga kerja.
Namun kabar itu dibantah manajemen perusahaan. "Belum ada keputusan akhir yang dibuat, kami akan terus melalui proses evaluasi," kata juru bicara Juul.
Mengutip Reuters, penjualan rokok elektrik tercatat melambat di Amerika Serikat, yang merupakan salah satu pasar dalam utama Juul. Pelambatan disebabkan adanya peningkatan pengawasan peraturan terhadap vaping remaja dan larangan penjualan vape aneka rasa yang sempat melesat.
“Tampaknya lebih mudah menjual rokok dikabar dibandingkan produk uap,” kata Juul dalam sebuah posting blog.
Sebanyak 35% saham Marlboro Altria Group Inc di Juul, senilai $ 12,8 miliar pada Desember 2018 menyusut menjadi sekitar $ 4,2 miliar pada akhir tahun lalu.
Juul mengatakan beberapa pasar Eropa dan Asia Pasifik belum memiliki tingkat pengembalian yang cukup untuk memberikan investasi tambahan. Perusahaan diketahui telah menarik diri dari Korea Selatan tahun ini setelah gagal mendapatkan daya tarik di tengah peringatan kesehatan pemerintah.