Starbucks Sajikan Menu Vegetarian untuk Jangkau Konsumen Asia
Starbucks Corp meluncurkan menu baru ke pasar Asia. Perusahaan akan menambahkan daftar menu makanan dan minuman nabati atau vegetarian untuk seluruh jaringan bisnisnya di Asia bulan ini. Tujuannya menarik konsumen vegetarian dan mendukung agenda lingkungan.
Memproduksi makanan dan minuman nabati tidak merusak lingkungan dibandingkan dengan produk berbasis peternakan yang biasanya membutuhkan lebih banyak tanah dan air.
Perusahaan kedai kopi berbasis di Seattle, Amerika Serikat (AS) ini mengatakan sedang memperkenalkan menu nabati yang disesuaikan dengan selera dan preferensi lokal. Starbucks akan menyertakan produk dari perusahaan makanan olahan pengganti daging nabati dalam menunya, seperti Beyond Meat Inc, Impossible Foods dan Oatly.
Dua minuman nabati yang akan diperkenalkan yaitu Oatmilk Cocoa Macchiato dan Almondmilk Hazelnut Latte. Rangkaian minuman nabati Starbucks ini akan tersedia di delapan pasar yakni Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Varian minuman tersebut akan tetap menjadi bagian dari menu utama perusahaan di tujuh pasar berikut meski program promosi berakhir.
Sementara dari lini makanan, Starbucks hanya akan memasarkannya di lima pasar yakni Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, Taiwan dan Thailand.
Menu tersebut di antaranya, sandwich jagung, puff spiced impossible, dan roti cokelat vegan untuk pasar Hong Kong dan di Selandia Baru ada mince & cheese pie.
"Karena permintaan pelanggan untuk pilihan nabati meningkat, Starbucks tetap berkomitmen untuk memperluas penawaran makanan dan minuman nabati dengan cara yang relevan secara lokal," ujar Starbucks dalam pernyataannya, dikutip Rabu (9/9).
Berikut pendapatan Starbucks Corp. Internasional kurun 2011 hingga 2015:
Riset dari The Good Food Institute menyebut, permintaan makanan vegan terus meningkat pesat. Pertumbuhan industri ini mencapai 29% atau senilai US$ 5 miliar dalam dua tahun terakhir.
“Perluasan menu tersebut akhirnya dirancang untuk menawarkan rasa dan layanan buatan tangan yang sama kepada pelanggan kami yang mereka kenal dan sukai dari Starbucks, dengan cara baru,” kata Presiden Starbucks Asia Pasifik, Sara Trilling, dikutip dari Insider Retail Asia.
Menurut Euromonitor, Asia Pasifik merupakan pasar terbesar untuk pilihan susu nabati seiring tradisi masyarakat setempat.
Manajer industri di Euromonitor mengatakan pilihan makanan nabati tertanam kuat dalam budaya Asia. Namun, tetap diperkukan inovasi sebagai kunci memenuhi preferensi rasa konsumen yang mencari rasa baru dan gaya modern pada diet tradisional.
Perusahaan restoran lain yang telah berinovasi dengan menu nabati yakni restoran siap saji adalah KFC. Perusahaan menjual ayam goreng berbahan nabati di 50 restoran yang berlokasi di negara bagian AS, seperti Los Angeles, Orange County, dan San Diego.
KFC juga telah menguji penjualan menu baru dari produk Beyond Meat di Atlanta dan ayam nabati di Nashville dan Charlotte. Tes pasar itu dilakukan untuk mengetahui apakan menu ayam nabati diminati dan akan membuat perusahaan menjual lebih banyak menu baru tersebut, mengutip CNN.com.
Alasannya, tren pangan nabati tengah berkembang di pasar restoran siap saji saat ini. Dengan inovasi ini diharapkan mampu mendatangkan pelanggan baru, menarik penggemar lama, dan membangun eksistensi restoran.
Selain KFC, Burger King, juga telah meluncurkan menu sarapan roti lapis atau yang dinamai restoran ini impossible croissan'wich.
Dunkin Donut juga menyajikan menu sandwich sarapan Beyond Meat, memperkenalkan versi sandwich tersebut pada waktu yang hampir bersamaan.
"Kami masih melihat peningkatan permintaan untuk produk nabati," kata analis Morningstar Restaurant R.J. Hottovy.
Dia menambahkan, item menu nabati baru tidak menambah kerumitan dapur restoran, terutama jika restoran sudah menyajikan produk semacam itu.