Gastrodiplomasi ala RI untuk Tembus Pasar Kuliner Luar Negeri

Image title
Oleh Ekarina
30 September 2020, 10:40
Kuliner, Gastonomidiplomasi, Internasional, Ekonomi Kreatif, Branding, Pasar .
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Peserta menyajikan makanan "Pecel Rawon" pada Festival Kuliner. Pemerintah mendorong kuliner lokal terus masuk ke luar negeri sebagai strategi branding nasional.

Pemerintah berupaya mempromosikan nama Indonesia agar semakin dikenal di  kalangan internasional. Salah satunya caranya, dengan gastromi diplomasi  (gastrodiplomasi), yakni instrumen diplomasi untuk memperluas kuliner nusantara di luar negeri. 

Negara yang dibidik melalui strategi ini di antaranya, adalah Vietnam. Konsul Jenderal RI Ho Chi Minh City, Hanif Salim mengatakan, ada sejumlah peluang dan tantangan penetrasi kuliner Indonesia di negara tersebut.

Menurutnya, Vietnam memiliki jumlah penduduk yang besar dengan 97 juta jiwa. Selain itu, belanja konsumen negara itu pun besar. Rata-rata masyarakat Vietnam membelanjakan sepertiga pendapatan mereka untuk makan dan minum di luar rumah dan dikenal sangat loyal. 

Pada 2019, belanja konsumen negara ini mencapai US$ 185 miliar dan tahun ini diproyeksikan tumbuh  7,9% melebihi pertumbuhan Indonesia yang sekitar 5,5%. Sehingga, karakteristik budaya masyarakat Vietnam bisa menjadi penggerak utama pangsa pasar kuliner Indonesia.

“Tradisi pesta kebersamaan dengan makan dan minum mewah hingga sikap konsumtif sangat tinggi. Wisata kuliner bisa tumbuh signifikan di sini,” ujar Hanif dalam forum diskusi daring, Selasa (29/09).

Meski demikian, kuliner Indonesia belum banyak dikenal di Vietnam, bahkan kalah populer dibandingkan Thailand, Malaysia dan Singapura.

Hal ini terlihat dari jumlah restoran yang ada di negara itu. Sampai saat ini, restoran asli Indonesia baru ada 2 gerai, sedangkan restoran Thailand berjumlah 40, Malaysia 9 gerai dan Singapura 6  gerai restoran.

"Kendala utama ada pada mahalnya biaya sewa gedung atau tempat di sana. Untuk buka di daerah utama, biaya sewa bisa US$ 15.000 (Rp 223 juta). Mahal sekali, sehingga memerlukan kerja sama," katanya.

Menurutnya, penetrasi kuliner Indonesia di sana bisa dilakukan dengan tiga cara. Pertama, konsep investasi kuliner restoran fine-dining dengan modal sekitar US$ 100 hingga US$ 300 ribu dan menempati kawasan elit.

Kedua, konsep waralaba dengan modal US$ 30 hingga US$ 50.000, yang bisa terdiri dari 2-3 investor dan melibatkan mitra invetsor lokal. Ketiga, sistem food court dengan  investasi US$ 4.000 per investor per bulan. Pelaku usaha bisa memilih lokasi strategis menjalankan konsep ini dan membuat produkny inovatif.

"Indonesia bisa megalahkan Thailand sebagai ikon kuliner Asia Tenggara asalkan memiliki strategi yang tepat," ujarnya.

Belajar dari penetrasi kuliner Indonesia di negara lain, setidaknya ada konsep yang harus dimiliki. Pertama, memiliki cita rasa yang disukai semua kalangan (universally dellicious), unik, penyajian menarik (estetical placing) dan mempromosikan budaya (promoting cuture).

Empat konsep ini yang menjadi jadi patokan waraalaba Indonesia di Australia. Hingga kini, sudah ada 140 restoran Indonesia di Negeri Kanguru.

Sedangkan gastrodiplomasi di Prancis, kuliner Indonesia masuk dengan jenis masakan yang terencana dan memiliki konsep hulu-hilir. Selain itu, masakan Indonesia juga disesuaikan dengan gaya Prancis, tanpa menghilangkan cita rasa.

Alhasil, dengan strategi ini terdapat 22 restoran Indonesia di Negeri Menara Eiffel. Menu utama yang masuk antara lain, sate ayam, gado-gado, nasi goreng, rendang dan kuliner Jawa.

Kendala Promosi Kuliner Indonesia 

Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yuana Rochm Astuti juga mengungkapkan kendala kuliner Indonesia di luar negeri.

Di Vietnam misalnya, kuliner Indonesia kalah bersaing karena mayoritas penduduk di sana menyukai mi. Sehingga masakakan Thailand, Malaysia atau Singapura yang populer. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...