Masyarakat Takut Berbelanja saat Pandemi, Mal Diramal Sepi Tahun Depan

Image title
Oleh Ekarina
28 Oktober 2020, 07:00
Mal, Bisnis, Pandemi Corona,Covid-19, Vaksin Virus Corona, Retail.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Karyawan dengan mengenakan masker di wajahnya membersihkan fasilitas mall saat hari pertama pembukaan kembali pusat perbelanjaan di Pondok Indah Mall, Jakarta, Senin (15/6/2020). Pemprov DKI Jakarta pada minggu ketiga penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi membuka kembali operasional 80 pusat perbelanjaan atau mal di wilayah Jakarta dengan menerapkan standar protokol kesehatan sesuai anjuran.

Inventures Indonesia mengungkapkan, mal masih akan sepi pengunjung hingga masa normal baru (next normal) 2021. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan hasil survei Inventures Indonesia terhadap 1.121 responden di seluruh Indonesia pada Agustus-September 2020.

Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan, selama masa pandemi mal jarang dikunjungi. Hal tersebut diperkirakan masih akan berlaku hingga tahun depan, atau bahkan 6 bulan setelah vaksin didistribusikan.

Advertisement

Berdasarkan studi Inventure, mayoritas responden atau 61,6% dari 629 orang yang disurvei mengatakan masih takut berbelanja di mal di tengah pandemi corona meskipun ruangannya luas. 

Dengan kekhawatiran ini, para pengelola mal memiliki pekerjaan besar dalam beberapa bulan mendatang dalam membangun customer confidence. Kepercayaan konsumen ini antara lain mencakup masalah kebersihan, kesehatan, kemanan dan lingkungan (cleanliness, healthiness, safety, dan environment/CHSE).

"Kemampuan dalam menerapkan CHSE branding akan menentukan bangkitnya bisnis mal pada 2021," kata Yuswohady dalam Press Conference Publikasi Pra-rilis Riset Consumer Megashift Post Covid-19, Selasa (26/10).

Presiden Direktur PT Panen Lestari Internusa, Handaka Santosa memperkirakan bisnis retail memerlukan waktu cukup lama untuk bisa pulih ke level sebelum adanya Covid-19. Pengelola pusat belanja SOGO ini memperkirakan perkembangan positif baru akan terjadi di pertengahan 2021.

Pusat belanja sempat terpukul akibat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan mal atau gerai retail berhenti beroperasi sementara. 

Sedangkan di masa PSBB transisi, pengusaha retail, department store, pusat belanja menurutnya sudah menerapkan standar protokol kesehatan ketat untuk menjaga keamanan dan kenyamanan konsumen saat berbelanja. Meskipun ada biaya yang ditimbulkan dari penyediaan alat kesehatan, hal itu tidak dikeluhkan demi menarik minat pengunjung.

Pasalnya, tak hanya mendorong konsumsi, keberadaan mal juga memberikan kehidupan bagi berbagai ekosistem penunjang dari mulai tukang parkir, pemilik kantin karyawan, hingga supplier yang masih berstatus usaha kecil menengah (UKM).

"Ini memang dilema. Kalau sehat tapi tidak ada uang juga susah. Jadi pemerintah sebaiknya membuat kebijakan yang berimbang. Pertumbuhan ekonomi itu salah satu penggerak terbesarnya konsumsi masyarakat, jadi kegiatan belanja harus ada," katanya dalam sesi wawancara dengan katadata.co.id, September lalu.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement