Dibayangi Gelombang II Covid-19, Prancis dan Jerman Kembali Lockdown

Image title
Oleh Ekarina
29 Oktober 2020, 10:19
Covid-19, Lockdown, Pandemi Corona, Covid-19, Virus Corona, Eropa, Gerakan 3M.
ANTARA FOTO/REUTERS/Pascal Rossignol/hp/cf
Seorang tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri dan masker pelindung, melakukan tes swab kepada seorang pasien di lokasi tes sementara untuk penyakit virus korona (COVID-19) di Zenith Arenadi Lille, Prancis, Senin (26/10/2020).

Kasus penyebaran Covid-19 dunia kian bertambah dan membawa Eropa masuk gelombang kedua pandemi. Prancis  dan Jerman kembali memberlakukan karantina wilayah atau lockdown untuk mengurangi laju penyebaran wabah. 

"Saya telah memutuskan kita perlu kembali ke penguncian untuk menghentikan virus," kata Presiden Prancis Emanuel Macron dikutip dari Reuters, Kamis (29/10). 

Advertisement

Penyebaran virus menurutnya terjadi dengan cepat dan sulit diperkirakan. Beberapa negara tetangga Prancis pun mengalami hal yang sama, dimana virus menyebar secara tiba-tiba. 

"Kita semua berada di posisi yang sama: dibanjir gelombang kedua yang kita tahu akan lebih sulit, lebih mematikan daripada gelombang pertama," kata Macron.

Di bawah aturan baru Prancis yang mulai berlaku pada Jumat (30/10), seluruh warga diwajibkan tinggal di rumah. Pengecualian akan diberikan bagi mereka yang perlu membeli barang-barang penting, mendapatkan layanan medis, atau berolahraga hingga satu jam sehari.

Warga akan diizinkan pergi bekerja hanya untuk pekerjaan tidak bisa dilakukan dari rumah. Sama seperti sebelummua, siapa pun yang meninggalkan rumah harus membawa dokumen, yang menguatkan alasan seseorang untuk berada di luar rumah.

Prancis rata-rata mengalami lonjakan 36.000 kasus baru Covid-19. Mengutip Worldometers, hingga saat ini sudah ada 1.235.132 kasus corona di negara tersebut dan menempatkan mereka di posisi lima besar kasus Covid-19 tertinggi di dunia. 

Lockdown di Jerman

Sementara itu, Jerman akan menutup seluruh bar, restoran dan bioskop pada 2-30 November untuk meredam lonjakan kasus Covid-19. Langkah ini berdasarkan kesepakatan antara Kanselir Jerman Angela Merkel dan para kepala pemerintah daerah setempat.

Namun, sekolah akan tetap buka, dan toko-toko akan diizinkan beroperasi dengan batasan ketat pada jumlah orang yang berada di dalam toko. "Kita perlu mengambil tindakan sekarang," ujar Merkel. 

"Sistem kesehatan kita masih dapat mengatasi tantangan itu hari ini, tetapi pada kecepatan infeksi ini sistem akan mencapai batas kemampuannya dalam beberapa minggu," jata dia menambahkan. 

Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz menulis di Twitter pada November akan membuktikan. Peningkatan jumlah kasus memaksa pemerintahnya untuk mengambil tindakan pencegahan besar memutus gelombang kedua.

EU-SUMMIT
EU-SUMMIT (ANTARA FOTO/REUTERS/Francisco Seco/Pool /WSJ/cf)

Jerman tidak terlalu terpukul dibandingkan sejumlah negara tetangganya di Eropa awal tahun mengalami peningkatan kasus berlipat.  "Kalau kita menunggu sampai unit perawatan intensif penuh, itu akan terlambat," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.

Negeri Panzer sudah mulai menerima pasien-pasien dari Belanda atau negara tetangga yang kapasitas rumah sakitnya sudah mencapai batas.

Wakil Perdana Menteri Rusia Tatiana Golikova mengatakan, ketersediaan ranjang-ranjang rumah sakit sudah terisi 90% di 16 wilayah negaranya.

Beberapa pejabat telah memperingatkan, negara  dengan sistem kesehatan yang baik seperti Prancis dan Swiss pun dapat mencapai titik puncak dalam beberapa hari.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement