Pengusaha Keluhkan Pilkada Tak Mampu Dorong Konsumsi dan Bisnis

Image title
Oleh Ekarina
9 Desember 2020, 17:04
Pilkada, Konsumsi, Pengusaha, Perekonomian, Covid-19, Pademi Corona .
ANTARA FOTO/Maulana Surya/wsj.
Model berbusana Solo Batik Carnival mengusung poster bertuliskan Ojo Lali Hari Ini Nyoblos di Jalan Jenderal Sudirman, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/12/2020).

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) resmi digelar hari ini di 270 daerah, di 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota.  Namun, momen pesta demokrasi ini tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah maupun nasional karena di tengah pandemi Covid-19

Sebelum adanya pandemi, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, tahapan Pilkada umumnya mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan permintaan barang. 

Advertisement

Tahapan Pilkada sebelum Covid-19 kerap kali diramaikan dengan kampanye terbuka yang ikut menggeliatkan kegiatan usaha seperti belanja atribut kampanye, pembuatan baliho, spanduk, umbul-umbul, banner, kaos, stiker dan sebagainya. 

Hal itu juga berdampak pada bisnis pengusaha lokal seperti event organizer yang mengatur pembuatan panggung hiburan,sewa tenda,kursi ,sound system. demikian pula dengan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang  marak berjualan makanan dan minuman ketika ada pengumpulan massa.

Aktivitas ini menambah omzet UMKM daerah dan berkontribusi terhadap naiknya transaksi bisnis dan konsumsi rumah tangga. Menurut Sarman, dalam kondisi normal dengan peserta Pilkada mencapai 735 paslon, jika rata-rata paslon memiliki biaya kampanye sedikitnya Rp 1 miliiar maka perputaran uang bisa mencapai 735 miliyar.

"Ini jumlah minimal, wajarnya bisa mencapai Rp 5 triliun melihat karateristik daerah masing masing," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/12).

Jumlah ini sangat signifkan menggerakkan ekonomi daerah dan berkontribusi terhadap pertumbuhan nasional.

Sedangkan Pilkada serentak tahun ini menurutnya aktitivitas usaha sangat sepi dan tak ada dampak ekonomi karena keterbatasan ruang kampanye seiring kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Tahapan Pilkada tahun ini banyak diramaikan via sosial media dan virtual sehingga transaksi ekonomi sangat minim. Para pasangan calon kini lebih banyak berbelanja alat alat kesehatan seperti hand sanitizer, masker dan sebagainya untuk dibagikan ke masyarakat. Sedangkan atribut lainnya sekalipun dibelanjakan namun sangat minim.

"Pilkada tahun ini bisa disebut Pilkada paket hemat, para paslon sangat membatasi belanja kampanye mungkin juga karena keterbatasan dampak pandemi Covid 19," katanya.

TPS BERTEMA ADAT
TPS BERTEMA ADAT (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/wsj.)

Dana kampanye yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp 20 triliun perputarannya sangat terbatas karena dipakai untuk pengadaan surat dan kotak suara, peralatan kesehatan dan berbagai persiapan Pilkada lainnya.

"Hanya sedikit yang sampai ke tangan warga berupa honor para petugas KPPS, sehingga tidak signifikan dampaknya terhadap kenaikan konsumsi rumah tangga," ujar Sarman.

Oleh sebab itu, dia berharap kepala daerah yang terpilih nantinya mampu menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif melalui kebijakan yang probisnis dan dunia usaha.

Para kepala daerah harus  mampu menggali berbagai potensi di daerahnya untuk dijadikan peluang usaha dan bisnis baik untuk pengusaha lokal maupun investor luar.

Pertumbuhan ekonomi nasional akan cepat tumbuh positif jika ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang positif dari daerah. Para kepala daerah harus berani keluar dari zona nyaman, tidak melulu mengandalkan dana APBD namun bagaimana mampu mendatangkan investor ke daerahnya.

Para kepala daerah yang terpilih harus berorientasi jangka menengah dan panjang. Kehadiran investor di suatu daerah menurutnya harus bisa membawa efek domino bagi peningkatan perekonomian, aktivitas bisnis, ketersediaan lapangan kerja, terbukanya peluang usaha bagi UMKM dan meningkatnya konsumsi rumah tangga.

"Semangat reformasi birokrasi dari pemerintah pusat ke daerah harus sinergi dan terintegrasi sehingga berbagai perizinan usaha dan investasi akan lebih baik dan memiliki kepastian," katanya. 

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement