DBS Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 4% di 2021

Image title
Oleh Melati Kristina Andriarsi - Tim Publikasi Katadata
31 Mei 2021, 18:09
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BANGKIT
ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang triwulan I 2021 tercatat -0,7%. Angka ini sedikit membaik bila dibandingkan dengan kontraksi ekonomi pada triwulan IV 2020 sebesar -2,2%.  Ekonom Bank DBS memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun bisa mencapai 4% dan berpeluang kembali ke jalur positif usai menyentuh titik terendah.

Ekonom DBS, Radhika Rao dalam riset bertajuk “Indonesia: Economy Bottoms” mengungkapkan, peningkatan beban kasus infeksi Covid-19 telah memperlambat aktivitas perekonomian pada awal tahun.

Ekspor dan peningkatan pasokan (inventory) berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian dalam negeri sepanjang kuartal pertama 2021. Sedangkan konsumsi rumah tangga dan swasta melambat seperti yang tercermin dari melemahnya tingkat kepercayaan konsumen.

“Penjualan eceran, dan melambatnya pembukaan kembali pariwisata yang berpengaruh terhadap penurunan konsumsi,” kata Radhika dikutip dalam riset DBS berjudul “Indonesia: Economy Bottoms”.

Meski demikian, DBS tetap memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia pada 2021 sebesar 4%. Sementara Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 4,1-5,1% dan Kementerian Keuangan 4,5-5,3%.

“Perkiraan pertumbuhan 2021 kami tidak berubah. Manajemen pandemi membutuhkan perhatian,” katanya.

Menurut Radhika, pemulihan perekonomian Indonesia bergantung pada tiga faktor penentu. Dukungan kebijakan fiskal, neraca perdagangan yang menguntungkan, dan program vaksinasi akan menjadi katalis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Pada kuartal pertama 2021, belanja fiskal tahunan naik 13,8%. Sedangkan pada akhir Maret 2021, Sudah ada sekitar 11% dari paket pemulihan nasional senilai Rp 700 triliun telah dicairkan.

Selain itu, ekspor  Indonesia juga meningkat hingga 17% di kuartal pertama 2021 secara tahunan, dimana komoditas  pertambangan (tembaga, nikel), barang industri pengolahan (logam dasar, karet, minyak sawit, bahan kimia, dan lain-lain) berkontribusi terhadap ekspor non-migas. Meningkatnya ekspor di Indonesia menyebabkan surplus perdagangan hampir dua kali lipat pada awal tahun ini.

Selain kebijakan fiskal dan neraca perdagangan, vaksinasi menjadi katalis utama dalam pemulihan perekonomian di Tanah Air. Tercatat ada sekitar 13 juta penduduk menerima satu dosis vaksin, sementara 8 juta lainya telah menerima dua dosis vaksin.

Artinya, sudah ada 3% dari total populasi Indonesia telah mendapatkan dua dosis vaksin. Menanggapi hal ini, Radhika menilai perlu percepatan vaksinasi harian hingga lima kali lipat untuk mencapai sasaran yang direncanakan bagi 182 juta penduduk pada kuartal pertama 2022.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyatakan tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 bisa mencapai 7%, meski sempat diragukan beberapa kalangan lantaran ekonomi triwulan I masih minus 0,74%. Jokowi menyampaikan keyakinannya ini lantaran  telah mengantongi data perhitungan pertumbuhan kuartal II. Selain itu pemerintah juga akan menggenjot belanja demi mencapai target tersebut.

"Ekonom banyak sampaikan, (pertumbuhan ekonomi dari) minus 0,74% kok lompat jadi 7%," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, Rabu (20/5) dikutip dari katadata.co.id.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga mengingatkan kepala daerah untuk mempercepat serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini dilakukan untuk menggerakkan perekonomian regional dan nasional.

Di sisi lain, target pertumbuhan ekonomi menurutnya tidak akan tercapai apabila angka penularan Covid-19 masih tinggi. Tak hanya itu, angka kesembuhan yang rendah hingga tingkat okupansi rumah sakit yang meningkat akan berpengaruh terhadap capaian pertumbuhan ekonomi.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...