Pengusaha Resort Andalkan Wisata Berkualitas di Masa Pandemi

Image title
Oleh Ekarina
7 September 2020, 18:45
Pariwisata Berkualitas, Konsep Baru Wisata di Masa Pandemi.
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/hp.
Wisatawan bermain di pantai Sadranan Dusun Pulegundes, Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (7/7/2020).

Pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 berdampak buruk pada industri pariwisata. Namun, di balik segala keterbatasan saat ini, masih ada peluang yang bisa dimanfaatkan pelaku industri pariwisata untuk menarik turis lokal. Misalnya, dengan menerapkan pariwisata berkualitas atau yang mengusung misi berkelanjutan. 

Riset McKinsey menunjukkan, kunjungan wisatawan mancanegara turun 60% hingga 80% selama pembatasan sosial. Hal serupa juga diungkapkan Co-founder Berdaya Krui dan Owner Cabana Surf and Stay, Ade Safrina Nasution.

Menurut Ade, resort miliknya yang berlokasi di Krui, pesisir barat Lampung pada periode Maret-April atau di awal pandemi sempat mengalami penurunan okupansi hingga berada di level 10%-20%. 

“Level okupansi kami selama tiga tahun berdiri berada di angka 90%, pada April level okupansi bertahan 10% hingga 20%,” kata Ade dalam diskusi virtual 'Katadata Hot Talk, Jurus Bisnis Pariwisata Hadapi Pandemi'. 

Industri bisnis milik Ade merupakan resort khusus peselancar dengan target pasar wisatawan mancanegara. Ketika pandemi Covid-19 berlangsung, pendapatan resort miliknya hanya berasal dari wisman yang sudah menetap di daerah Krui.

"Kami sebagai pelaku bisnis pariwisata juga tetampar realita di zona nyaman karena selama ini menyediakan seluruh paket layanan untuk wisatawan asing. Maka, harus putar balik, tak bisa seperti ini karena kita tak tahu sampai kapan pandemi terjadi,” katanya. 

Belajar dari pengalaman tersebut, dia pun memutar haluan, di mana layanan pariwisata yang disediakan kini tak hanya untuk kegiatan berselancar dan menyasar turis asing. Tapi juga  khusus mengkurasikan target turis lokal.

Akibat perubahan target pasar ini, tingkat kunjungan resortnya pun mulai perlahan pulih dengan tingkat okupansi mencapai 50%. Kendati keuntungannya tak terlalu besar, dia akan menjaga bisnisnya tetap sehat agar bisa bertahan.

Bertahan dengan Pariwisata Berkelanjutan

Tak hanya menghambat bisnis, pandemi juga mendorong peluang usaha baru seiring adanya perubahan perilaku masyarakat berwisata. Di masa pandemi muncul kebutuhan berwisata untuk menghilangkan kepenatan akibat stay at home.

Ade menyebut turis asing tertarik dalam mempelajari budaya lokal yang berbeda dengan lingkungan asalnya, hingga mencari lokasi yang berpopulasi rendah. Nah, Resort Cabana yang dimilikinya memenuhi kebutuhan itu. 

Resort Cabana kemudian berkolaborasi dengan Berdaya Krui, membentuk bisnis sosial. Mereka mengusung konsep bisnis sekaligus memberdayakan masyarakat lokal. Beragam kegiatan yang ditawarkan untuk mengenalkan budaya setempat misalnya, agritourism kebun kopi, beachwalk membersihkan pantai dari sampah, permakultur, hingga kelas mengajar bahasa Inggris di sekolah sekitar.

"Industri bisnis harus punya sensitivitas ke lingkungan dan komunitas, mereka juga harus naik," ujarnya. 

Resortnya pun turut mempekerjakan penduduk lokal yang dilatih secara intensif terkait menajemen perhotelan dan komunikasi Bahasa Inggris.

Bisnis berkelanjutan ini ternyata membuat para turis Cabana memiliki keterikatan dengan penduduk sekitar. Ketika Covid-19 melanda dan wisman tidak dapat berlibur ke Krui, mereka membentuk penggalangan dana foodbank untuk pekerja pariwisata Krui yang terdampak pandemi.“Mereka prihatin dan sangat peduli dengan nasib para pekerja," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...