Induk Dunkin Donuts dalam Proses Diakuisisi Waralaba asal Amerika

Image title
Oleh Ekarina
26 Oktober 2020, 14:40
Retail, Waralaba, Dunkin Donuts, Investasi, Perusahaan, Saham, Brand, Bisnis, Makanan, Akuisisi
Dunkindonuts.co.id
Dunkin Brands, pemilik jaringan waralaba Dunkin Donuts dan Baskin Robins jajaki akuisisi Rp 132 triliun.

Dunkin Brands Group, induk usaha waralaba restoran Dunkin Donuts dan Baskin Robbins dikabarkan sedang bernegosiasi dengan perusahaan ekuitas swasta, Roark Capital terkait akuisisi bisnis waralaba perseroan. Akuisisi ini diperkirakan bernilai US$ 9 miliar atau sekitar Rp 132 triliun.

Inspire Brands, perusahaan di bawah Roark Capital disebut menawar saham  Dunkin Brands senilai US$ 106,50 per saham atau mewakili 20% premi. Jika negosisi ini disepakati, Dunkin Brands berpotensi keluar dari pasar saham dan menjadi perusahaan privat.

Advertisement

Dunkin Brands yang saat ini memiliki lebih dari 13.000 gerai Dunkin Donuts dan 8.000 gerai Baskin-Robbins juga akan masuk ke dalam portofolio bisnis waralaba Inspire Brands. Untuk diketahui, Inspire Brands saat ini membawahi beberapa waralaba restoran cepat saji di Amerika Serikat (AS) seperti, Rusty Taco, Jimmy Johns, dan Arby's.

Dalam pernyataannya, Dunkin membenarkan proses penjajakan akuisisi. "Tapi, Dunkin belum memastikan apakah kesepakatan akan diselesaikan," tulis Financial Times dikutip Senin (16/10).

Inspire mencatat penjualan tahunan senilai US$ 14,6 miliar dari 11.000 restoran serta lebih dari 1.400 pemegang hak waralaba. Sementara Roark Capital diketahui turut menyuntik modal beberapa restoran ternama AS seperti  The Cheesecake Factory, Carl's Junior dan Hardees, Auntie Anne's dan sebagainya, 

Penjajakan ini pertama kali dilaporkan oleh New York Times. Tren merger dan akuisisi perusahaan meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi akibat lonjakan kasus virus corona dan hasil pemilu AS.

Sektor restoran Negeri Paman Sam terpukul parah setelah pemerintah setempat memberlakukan karantina wilayah atau lockdown.  Namun, permintaan makanan cepat saji tetap meningkat, terutama lewat layanan pesan antar dan drive-thru.

Sedangkan mengutip Business Insider, sejumlah ratai bisnis makanan cepat saji dan restoran banyak pula yang menutup gerainya sejak tahun lalu dan berlanjut di tahun ini akibat pandemi. Hal tersebut lantas berdampak buruk terhadap industri restoran AS secara keseluruhan. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement