Media Sosial Jadi Referensi Konsumen Membeli Produk Selama Pandemi

Image title
Oleh Ekarina
10 November 2020, 14:35
Merek, Brand, Media Sosial, Instagram, Facebook, Digital, Pandemi Corona.
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.
Perajin menunjukkan media sosial untuk memasarkan produk tas wanita di industri rumahan kawasan Wunut, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/7/2020). Pengusaha tas wanita tersebut mengandalkan pemasaran digital dan media sosial serta berinovasi membuat produk baru yang disukai konsumen untuk mengatasi anjloknya permintaan akibat pandemi COVID-19.

Penggunaan teknologi digital dan media sosial meningkat pesat selama pandemi corona. Kanal tersebut bahkan banyak dipilih konsumen sebagai sumber referensi dalam mencari informasi sebelum membeli sebuah produk.

Business Head Marketing Service Zilingo, Tushar Gidwani, mengatakan penggunaan media sosial dalam pencarian informasi produk meningkat pesat selama enam bulan terakhir.

Konsumen semakin lekat dengan media sosial selama pandemi. Waktu yang dihabiskan masyarakat untuk mengakses media sosial naik 70%. Jumlah views pada platform Instagram dan Facebook live naik 50% diikuti 40% kenaikan pengunaan WhatsApp, Facebook, dan Instagram.

Studi Google Insight, Kantar dan WPP periode Agustus - September 2020 juga menyebutkan, di industri kecantikan Indonesia dan India, 81% konsumen berusia 18-35 tahun berinteraksi dengan brand pilihannya berdasarkan tayangan Youtube.

Lalu, 27% memutuskan membeli setelah sedikitnya melihat 2 kali ulasan. Sebanyak 50% konsumen menggunakan Facebook atau Instagram dan 40% menggunakan pencarian online untuk melihat review produk.

“Berbeda dengan lima atau delapan tahun lalu, produk kecantikan umumnya dibeli di toko dengan rekomendasi oleh stand kecantikan," katanya dalam Asean Marketing Summit, Senin (9/11).

Data Dentsu Aegis pun menunjukkan, persepsi Gen-Z terhadap brand meningkat hingga 42% ketika sebuah merek menggunakan Instagram untuk membangun engagement dengan konsumennya.

Sehingga, dia menilai media sosial sebagai saluran terbaik dalam melihat perilaku konsumen setiap harinya. Komunitas masyarakat di Asia  Tenggara kisaran umur 18-30 tahun melakukan validasi melalui media sosial per hari. 

Artinya,  produsen berpeluang lebih gencar memasarkan produk melalui media sosial berbasiskan data. Sebab data akan memperkuat strategi pemasaran.

"Saluran ini mampu melacak, memetakan, dan menargetkan perilaku pelanggan dari sebelumnya," ujarnya.

INDEKS KONSUMSI RUMAH TANGGA TURUN
INDEKS KONSUMSI RUMAH TANGGA TURUN (ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah/agr/pras.)

Cara tersebut juga dinilai semakin efektif dengan membangun konsep story telling melalui platform yang media sosial yang disesuaikan dengan karakteristik media tersebut.

“Kampanye akan sukses apabila hasilnya dapat mendongkrak karakteristik platform yang digunakan. Misalnya anda menggunakan  Instagram, Facebook, Tiktok, buatlah jalan cerita yang sesuai,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...