Transformasi Bisnis Media di Era Digital Terus Bergulir

Image title
Oleh Ekarina
9 Desember 2020, 08:00
Bisnis, Media Digital, Iklan, Digital, Teknologi, Pandemi, Covid-19
123rf/ theromb
Ilustrasi. Media cetak mengalami disrupsi perubahan teknolog.

Bisnis media cetak sejak beberapa tahun terakhir berubah mengikuti tren teknologi digital. Terjadi fenomena global media cetak beralih ke platform digital karena mengikuti tren perubahan pola konsumsi pembaca.

Koran Tempo, media yang baru-baru ini mengumumkan transformasi bisnisnya ke format digital dan menghentikan versi cetak per Januari 2021. Koran Tempo beralih sepenuhnya ke platform digital karena mengikuti perubahan pembaca yang lebih banyak mengakses versi e-paper dibandingkan koran kertas.

Advertisement

Di masa pandemi ketika aktivitas masyarakat terbatas, pilihan menggunakan smartphone atau gawai lainnya semakin tinggi. "Ini yang menjadi pertimbangan untuk memulai menyajikan berita Koran Tempo secara digital sepenuhnya," kata Direktur Pengembangan Bisnis Tempo Tomi Aryanto kepada katadata.co.id, Selasa (8/12).

Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC), masyarakat Indonesia cenderung memanfaatkan media sosial sebagai sumber informasi. Selain media sosial, televisi dan berita dalam jaringan (daring) menjadi opsi selanjutnya mendapat informasi yang dapat diakses. Berikut grafik dalam Databoks:



Tomi mengatakan perubahan hanyalah dalam bentuk platform, tak mengubah strategi penyajian konten media. Dia menyebutkan Koran Tempo tetap hadir dengan kualitas jurnalistik dan kekhasan liputannya. "Sehingga kami tetap akan melayani publik dengan kualitas yang tidak menurun atau bahkan kami perbaiki dari waktu ke waktu," kata Tomi.

Platform digital ini memiliki beberapa keunggulan seperti dapat menyajikan konten-konten yang tidak bisa dimunculkan pada produk cetak, misalnya video.

Selain itu, transformasi digital tersebut lebih efisien karena memangkas biaya produksi terutama dari segi biaya percetakan maupun pembelian kertas. “Media cetak butuh kertas, biaya cetak, lalu distribusi yang manual dan pengiriman konvensional, itu biayanya cukup besar dalam struktur biaya,” ujarnya.

Perubahan Koran Tempo ini bukanlah yang pertama. Media yang didirikan sejak 2001 ini pernah menghentikan distribusi edisi cetak di beberapa daerah pada 1 Juli 2017. Ketika itu Koran Tempo menggantikan dengan e-paper yakni versi digital dengan konten yang sama dengan edisi cetak.

Berdasarkan riset AC Nielsen, saat ini pembaca media online digital sudah lebih banyak ketimbang media cetak. Sejak empat tahun terakhir, jumlah pembeli koran terus merosot seorong anggapan masyarakat bahwa informasi seharusnya diperoleh secara gratis.

Data Nielsen pada Agustus lalu menyebutkan jumlah pembaca media online mencapai hingga 6 juta orang, sedangkan pembaca media cetak yang hanya sebanyak 4,5 juta orang.

Saat ini, media cetak hanya menjadi pilihan kelima masyarakat untuk mendapatkan informasi dengan penetrasi sebesar 8%. "Urutan pertama ditempati televisi dengan 96%, diikuti papan iklan di jalanan 52%, penggunaan internet sebesar 43% dan radio sebanyak 37%," kata Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina. 

Alasan Media Pertahankan Versi Cetak

Meski pembaca media versi cetak makin berkurang, ada beberapa alasan perusahaan mempertahankan media cetak. Berbeda dengan Koran Tempo, Majalah Tempo versi cetak terus dipertahankan di samping Tempo terus mengembangkan versi digitalnya.

Berbeda dengan koran yang lebih banyak dikonsumsi generasi muda dan digital native, segmentasi pembaca majalah merupakan kalangan yang senior. "Produk ini memang ditujukkan untuk memfasilitasi pembaca yang belum nyaman beradaptasi dengan perangkat digital," kata Tomi.

Media lain yang mempertahankan versi cetak yakni Republika. Selain memproduksi koran cetak, Republika juga mengembangkan outlet online dan e-paper. Perusahaan mempertahankan koran cetak karena hingga saat ini memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan perusahaan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement