Tren Digitalisasi Meningkat, 10 Juta Produk UMKM Diekspor lewat Shopee

Image title
Oleh Ekarina
18 Desember 2020, 10:00
Shopee, Digital, E-commerce, UMKM, Pandemi Covid-19, Perdagangan, ekspor.
shopee
Ilustrasi platform Shopee. Sebanyak 10 juta produk UMKM berhasil diekspor via Shopee ke sejumlah negara ASEAN.

Ekspor produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui platform e-commerce Shopee tumbuh signifikan sepanjang 2020. Shopee mencatat terdapat sekitar 10 juta produk UMKM Indonesia yang terjual melalui aplikasi ini ke berbagai negara seperti Singapura, Malaysia dan Filipina.

Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan jika dibandingkan dengan 2019, ekspor produk UMKM baru dimulai dengan 5.000 produk. Sedangkan saat ini,  setiap harinya Shopee telah menjual lebih dari 50.000 produk UMKM buatan Indonesia.

Advertisement

Ke depan, perusahaan akan mempersiapkan UMKM masuk program ekspor ini, dengan membawa kategori favorit seperti fesyen muslim dan pakaian wanita ke negara tetangga. "Dengan eksposur ini memudahkan UMKM binaan memasarkan produknya," kata Jahja dalam diskusi virtual, Kamis (17/12).

Shopee menargetkan produk UMKM asal Indonesia bisa masuk ke Thailand dan Vietnam. Dia optimistis target ini bisa dicapai, dengan dukungan pemerintah dan sejumlah kementerian. Terlebih saat ini, 90% penjual di platform Shopee menurutnya berasal dari UMKM. 

Kepala Kebijakan Publik dan Pemerintahan Shopee Indonesia, Radityo Triatmojo  menambahkan,  pandemi corona mempercepat UMKM beralih ke platform digital. Hal ini diperkuat dengan edukasi digital yang digencarkan Shopee yang bekerja sama dengan pemerintah. Salah satu program melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia.

"Sehingga memberi kesempatan bagi UMKM, yang tadinya kesulitan berjualan selama pandemi. Ini tak hanya membantu ekonomi mereka tapi juga memperluas pasar mereka ke ranah internasional," kata Radityo.

Beberapa UMKM binaan yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari pemerintah maupun pihaknya memang telah disiapkan menjadi pemain global.

Meski begitu, ada beberapa hal yang menurutnya perlu diperhatikan pelaku UMKM sebelum mengekspor produk seperti penamaan atau brand toko. "Buatlah yang memiliki persepsi baik atau arti positif seara global," kata Radityo.

Kemudian,  tentukan produk apa saja yang sedang tren di Singapura, Malaysia atau Filipina, seperti produk baju harian. Lalu, UMKM tersebut perlu juga meningkatkan kepercayaan diri (confidence cycle.)

"Pelajaran seperti bagaimana membalas chat dalam bahasa Inggris dan menjelaskan produk secara detail. Apakah bahasa Inggris menjadi mandatory?Ini memang kami bantu, tapi akan lebih baik kalau segala sesuatu bisa dikakukan secara mandiri," ujarnya.

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan, Marolop Nainggolan menyatakan UMKM juga perlu memastikan kapasitas produknya sebelum masuk pasar ekspor.

"Apakah itu berupa kapasitas produk yang sudah ada maupun kesiapan penambahan kapasitas bila permintaannya besar," kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement