Perkuat Bisnis Kosmetik, L'oreal Akuisisi Brand Skincare Jepang
Brand kosmetik asal Prancis, L'oreal mengakuisisi brand skincare Jepang, Takami Co. L'Oréal juga memperbarui perjanjian lisensi merek jangka panjang dengan pemilik brand dan menandatangani kontrak kolaborasi klinik.
Takami co sebelumnya dimiliki dokter Hiroshi Takami, pendiri dua klinik dermatologis eponim di Tokyo.
Brand Takami didirikan 1999 sebagai salah satu merek perawatan kulit premium, klinik kecantikan dan dermatologi eponim terkenal di distrik Omotesando, Tokyo. Merek ini dikenal dengan produk ikoniknya, pre-serum Skin Peel berbotol biru. Produk ini tersedia di Jepang dan di beberapa negara Asia, khususnya Tiongkok.
Perusahaan mendistribusikan produk kosmetiknya melalui omnichannel, e-commerce distribusi selektif dan berlangganan. Takami membukukan pendapatan 50 juta euro atau sekitar Rp 864 miliar pada 2019 dan melanjutkan pertumbuhan tahun ini meskipun bisnisnya ikut terdampak pandemi Covid-19.
President L’Oréal Luxe, Cyril Chapuy menyambut baik masuknya Takami ke dalam portofolio brand L'oreal. Produk Takami dinilai cocok dengan pasar Asia. Keahliannya dalam perawatan kecantikan bergengsi dan distribusi omni channel diharapkan dapat memperkuat lini bisnis L'Oréal Luxe.
Eksekutif L'Oréal Jepang, Jérôme Bruhat menambahkan Takami dinilai mampu membangun reputasi yang kuat dalam keahlian perawatan kulit, identitas visual yang unik, dan kelompok pelanggan setia di Jepang. Hal tersebut merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan merek ke depan.
President Takami Co, Yoji Okumura menyatakan keahlian estetika dan dermatologis klinik Takami, mampu memberikan kualitas dan khasiat yang dibutuhkan konsumen Jepang.
"Setelah 21 tahun berkembang kami senang dapat bergabung dengan L'Oréal Group, perusahaan kecantikan terkemuka dunia, yang akan memungkinkan kami mengembangkan merek dengan keahlian ilmiah dengan skala internasional," katanya dalam keterangan resmi perusahaan, Senin (28/12).
Perusahaan tidak menjelaskan nilai akuisisi. Namun, akusisi tersebut menambah panjang daftar merek kecantikan di bawah payung perusahaan yang berdiri 100 tahun ini.
L'Oréal didirikan pada 1907 oleh Eugène Schueller dengan produk pertama pewarna rambut atau yang disebut Auréoleits. Semula, perusahaan terdaftar dengan nama Société Française de Teintures Inoffensives pour Cheveux yang berarti perusahaan pewarna rambut aman di Prancis.
Nama L'Oréal dibentuk pada 1925 ketika Schueller meluncurkan produk pencerah rambut berwarna keemasan yang disebut L'Oréal d'Or. Kemudian 14 tahun kemudian, perusahaan secara resmi mengubah namanya menjadi L'Oréal.
Selama bertahun-tahun, L'oreal telah banyak mengakuisisi global brand, anak usaha dari perusahaan kecantikan independen, fasilitas penelitian, hingga perusahaan barang konsumen.
Beberapa brand kosmetik ternama menjadi bagian dari perusahaan melalui proses akuisisi di antaranya, Maybelline, Garnier dan NYX. L'oreal juga sempat mengakuisisi perusahan kosmetik asal Inggris, The Body Shop pada 2006. Namun pada 2017 brand tersebut dijual kepada perusahaan asal Brasil, Natura Cosmeticos.
Pada 2010, perseroan membukukan peningkatan penjualan sebesar 61% di Indonesia. Dua tahun setelahnya, L'Oréal mendirikan pabrik terbesar di Jababeka Industrial Park, Cikarang, Jawa Barat dengan investasi US$ 100 juta.
Seperti diketahui, industri kosmetik di Indonesia tengah berkembang pesat. Beberapa merek kosmetik lokal bahkan telah merambah pasar ekspor, seperti PT Paragon Technology and Innovation, produsen kosmetik yang membawahi sejumlah brand seperti Wardah, Emina dan Make Over.
Pada Oktober lalu, perusahaan mengekspor enam kontainer kosmetik dan perawatan wajah Wardah senilai Rp 22,9 miliar ke Malaysia. Menteri Perdagangan sebelumnya, Agus Suparmanto mengatakan, Wardah merupakan salah satu merek kosmetik halal yang berkualitas.
Ekspansi ini, menandakan produk Indonesia cukup kompetitif, sehingga memiliki permintaan di tengah tekanan pandemi dan perekonomian dunia.
“Diharapkan dengan pelepasan ekspor ini, produk kosmetik Indonesia dapat dikenal tidak hanya di domestik, tapi juga pasar internasional,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (27/10) lalu.
Kemendag menilai, potensi ekspor produk kosmetik masih terbuka lebar. Pasalnya, permintaan dunia untuk produk kosmetik dan parfum dunia pada 2019 diperkirakan mencapai US$ 82,40 miliar atau sekitar Rp 1,207 triliun.
Sedangkan, ekspor produk kosmetik Indonesia baru sekitar US$ 135,67 juta atau Rp 1,97 triliun pada Januari- Agustus 2020.
Negara tujuan ekspor produk kosmetik Indonesia saat ini adalah Thailand dengan pangsa 18,89% dari total ekspor dan Singapura (16,58% ). Malaysia berada di posisi ke-3 dengan pangsa sebesar 10,71% diikuti Filipina 9% dan Jepang 6,04%.