Startup Workmate Dapat Pendanaan Rp 73 M dari Investor Singapura

Image title
Oleh Ekarina
17 November 2019, 15:23
Ilustrasi tenaga kerja. Perusahaan rintisan (startup) bidang ketenagakerjaan, Workmate meraih pendanaan Rp 73 miliar (US$ 5,2 juta) dari sejumlah investor kelompok investor yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura yakni Atlas
Katadata
Ilustrasi tenaga kerja. Perusahaan rintisan (startup) bidang ketenagakerjaan, Workmate meraih pendanaan Rp 73 miliar (US$ 5,2 juta) dari sejumlah investor kelompok investor yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura yakni Atlas Ventures.

Perusahaan rintisan (startup) bidang ketenagakerjaan, Workmate meraih pendanaan Rp 73 miliar (US$ 5,2 juta) dari sejumlah investor yang berpartisipasi dalam putaran pendanaan Seri A. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung investasi penjualan, memperbesar tim teknologi serta ekspansi bisnis ke kota-kota baru.

Sejak didirikan pada 2016, Workmate secara total mendapatkan pendanaan Rp140 miliar. 

Platform penyedia tenaga kerja ini mendapatkan pendanaan Rp 73 miliar dari kelompok investor yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura yakni Atlas Ventures, Gobi Partners serta Beacon Venture Capital (Kasikorn Bank), dan investor-investor pada putaran  sebelumnya.

(Baca: Fintech Pendidikan Pintek Dapat Pendanaan dari Investor Jerman)

Di Asia Tenggara, sektor tenaga kerja informal menyumbang lebih dari 50%dari total tenaga kerja, dengan total upah senilai Rp 2.800 triliun (US$ 200 miliar) setiap tahunnya.

Pada 2025, pasar rekrutmen tenaga kerja informal di kawasan Asia Tenggara diprediksi akan meningkat dua kali lipat, menjadi Rp 112 triliun rupiah (US$ 8 miliar). Namun, dibalik potensi besar ini, metode pencarian tenaga kerja di Asia Tenggara masih berkutat pada cara tradisional, seperti sosialisasi dari mulut ke mulut.

CEO dan Co-founder Workmate, Mathew Ward, memiliki misi untuk mengubah sektor pencarian tenaga kerja informal.

"Ketika agen tenaga kerja masih melakukan cara manual, kami telah membangun sistem otomatis, dimana perusahaan bisa langsung menghubungi calon karyawan, tanpa harus melalui jasa agen yang biasa menetapkan tarif perantara hingga 30%." katanya dikutip Antara, Minggu (17/11).

(Baca: Lima Startup Diminati Investor Lokal dan Asing di Ajang NextICorn)

Dia juga menuturkan, model bisnis yang mereka tawarkan juga sedang berkembang pesat di pasar internasional. Perusahaan Uber, bahkan baru mengumumkan peluncuran Uber Works sebagai solusi perekrutan tenaga kerja di AS.

Seperti Uber Works di AS, Workmate juga berencana membuat terobosan di negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara. 

Berbeda dengan layanan teknologi lain yang ada masih terlalu berfokus pada tenaga kerja formal (pekerja kerah putih), Workmate melihat peluang yang jauh lebih besar di pasar informal sebagai sektor dengan jumlah tenaga kerja paling besar.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...