Platform Digital Jadi Penyelamat UMKM di Tengah Pandemi

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Riset dan Publikasi
25 Maret 2021, 17:24
Ilustrasi Jualan Online
123rf.com

Pandemi Covid-19 memberikan dampak berganda bagi masyarakat Indonesia. Lebih dari setahun pandemi melanda Tanah Air, banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan kesulitan memperoleh penghasilan untuk bertahan hidup. 

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun turut merasakan dampak, lantaran bisnis atau penjualannya menurun saat pandemi khususnya di beberapa wilayah yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, perlahan-lahan mereka mencoba bangkit dan beradaptasi, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital.

Advertisement

Berdasarkan riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dengan Tokopedia bertajuk “Bertahan, Bangkit dan Tumbuhnya UMKM di Tengah Pandemi melalui Adopsi Digital”, banyak dari pelaku UMKM mulai beralih ke platform online seperti marketplace untuk menjual produk. 

Hasil riset LPEM FEB UI mengungkapkan beberapa alasan beralihnya pelaku UMKM ke online. Mayoritas pelaku usaha mereka memilih berjualan online karena fleksibilitas waktu yang lebih baik (43,5%), kehilangan pendapatan karena PSBB di sejumlah daerah (41,6%), pencari nafkah yang kehilangan pendapatannya (35,4%), mengalami penurunan pemasukan dari bisnis offline (31,3%), dan diberhentikan dari pekerjaan sebelumnya (16%).

Kepala LPEM FEB UI Riatu Mariatul Qibthiyyah dan tim LPEM FEB UI melihat aktivitas perdagangan online sudah terjadi sebelum pandemi. Namun, pandemi Covid-19 membuat aktivitas perdagangan online semakin terakselerasi. 

Jika dibandingkan dengan krisis yang dialami Indonesia sebelumnya, pelaku UMKM kesulitan karena belum adanya aktivitas ekonomi secara digital. Sedangkan saat ini, transaksi tetap dapat terjadi meski ada pembatasan mobilitas. Para pelaku UMKM tetap dapat mengembangkan usahanya dan konsumen dapat berbelanja secara online. 

“Jadi dampaknya terhadap perdagangan ekonomi, (digitalisasi) ini sebagai cushion atau bantalan sehingga tidak menjadi lebih parah dari keadaan jika kita tidak ada sistem online,” ujar Riatu dan tim LPEM FEB UI dalam wawancara daring dengan Tim Riset Katadata.co.id (18/4).

Hasil riset menunjukkan, rata-rata frekuensi pesanan pelaku usaha di wilayah yang memberlakukan PSBB sebelum dan saat terjadinya pandemi terus meningkat. Pada periode Januari-Februari 2020 terjadi kenaikan frekuensi pesanan 4,4%, kemudian tumbuh menjadi 53,7% pada Maret-April 2020. Lalu pada Mei-Juni kenaikannya mencapai 79,3% dan melonjak hingga 109,3% pada periode Juli – Agustus 2020.

Sehingga hadirnya platform online seperti Tokopedia, ikut membantu menggeliatkan kembali aktivitas usaha dari yang sempat meredup akibat pandemi. 

Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri Wahyuni belum pernah melihat periode transformasi digital terjadi secepat dan sepenting saat ini. Astri pun optimis sejak awal pandemi, platform digital seperti Tokopedia dapat menjadi solusi di tengah kontraksi akibat PSBB. 

“Bagi pelaku usaha, berjualan online memungkinkan mereka untuk terus menjalankan usahanya dan mempertahankan statusnya sebagai penyumbang terbesar PDB (Produk Domestik Bruto) nasional,” ujarnya kepada Katadata.co.id. 

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement