Riset: Tokopedia Bantu Akselerasi Inklusi Keuangan di Masa Pandemi

Image title
Oleh Ekarina - Tim Riset dan Publikasi
26 Maret 2021, 19:54
Fitur Tokopedia Nyam di platform Tokopedia
Tokopedia

Pandemi Covid-19 mengubah perilaku masyarakat dalam bertransaksi. Hadirnya platform digital di tengah pandemi seperti marketplace dan Tokopedia dinilai ikut mempercepat adopsi pembayaran digital. Hal ini pada akhirnya ikut meningkatkan inklusi keuangan, baik dari sisi penggunaan maupun kepemilikan akun. 

Riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mencatat, e-wallet terverifikasi dan mobile atau internet banking adalah dua produk keuangan yang paling banyak didaftarkan saat pandemi. Sedangkan, transaksi melalui virtual account dan e-wallet juga banyak dipilih.

Kepala LPEM FEB UI Riatu Mariatul Qibthiyyah mengatakan, pandemi Covid-19 meningkatkan digitalisasi. Pelaku usaha maupun konsumen yang dulunya lebih banyak melakukan aktivitas ekonomi secara offline, mulai beranjak ke online terutama sejak ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kondisi ini lantas menyebabkan penggunaan layanan keuangan formal seperti e-wallet meningkat. 

"Dengan penggunaan yang ekstensif dari platform online seperti Tokopedia menyebabkan banyak orang mulai memakai mobile banking termasuk produk keuangan non-banking, seperti e-wallet dengan proporsinya cukup besar 21,3% responden,” kata Riatu kepada Katadata.co.id, Senin (18/3).

Di sisi lain, kepemilikan akun tabungan masyarakat pun meningkat. Jadi dari yang sebelumnya tak punya rekening bank, sekarang jadi memiliki rekening pada saat pandemi. 

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edwin Nurhadi mengatakan, penggunaan layanan transaksi digital mengalami peningkatan selama pandemi. Sebagai contoh, pembelian lewat kartu kredit, pembelian pulsa, top-up e-wallet dan layanan transfer dengan mobile banking terus meningkat.

Menurutnya, platform digital telah mengakselerasi target inklusi. Seperti diketahui, pemerintah menargetkan peningkatan inklusi keuangan bisa mencapai 90% pada 2024, sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan berdasarkan Rapat Koordinasi Dewan Nasional Keuangan Inklusif 8 Maret 2021.

“Platform e-commerce dan fintech (financial technology) telah membuka akses pembiayaan dan akses produk jasa keuangan lain semakin luas. Dari e-commerce juga sekarang kita juga bisa mengakses layanan pembayaran dan pembelian produk investasi, sehingga sangat positif untuk mendorong inklusi,” kata Edwin kepada Katadata.co.id, Selasa (19/3).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...