Dibayangi Ancaman Perang Dagang AS-Tiongkok, BI Dorong Ekonomi Syariah

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menyatakan Indonesia bisa mendorong pengembangan ekonomi syariah di tengah kecamuk perang dagang. Hal ini dinilai bisa menjadi sumber penggerak ekonomi baru, terlebih dengan jumlah penduduk Indonesia yang didominasi muslim.
“Tren di dunia kini yang menjadikan ekonomi dan keuangan syariah menjadi sumber pertumbuhan baru,” ujar Rosmaya dalam Pembukaan Festival Ekonomi Syariah Wilayah KTI 2019 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (12/9).
Meski demikian, tren ekonomi syariah saat ini tak hanya didominasi negara berpenduduk muslim. Misalnya, Korea Selatan yang telah mendeklarasikan diri sebagai pusat wisata halal dunia atau Inggris sudah lama dikenal sebagai pusat keuangan syariah dunia.
(Baca: Tak Menarik, Aset Keuangan Syariah Hanya Rp 1,3 T di Semester I 2019)
Tiongkok, juga sudah menjadi negara pengekspor busana muslim terbesar serta Thailand juga bisa menjadi acuan Indonesia dalam meningkatkan ekspor makanan halal global .
Pemerintah perlu segera menangkap peluang di pasar global, salah satunya melalui produk halal, agar Indonesai tak terus disasar sebagai pasar, tapi juga produsen dalam ekosistem halal. Bank Indonesia juga mendorong melalui kebijakan, salah satunya eksyar (ekonomi syariah islam).