Margin Laba Dua Emiten Kebun Grup Salim Tergerus Kenaikan Beban

Image title
Oleh Ekarina
2 Maret 2018, 11:00
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA

Margin kotor dua perusahaan perkebunan milik konglomerasi Grup Salim mencatat penurunan sepanjang 2017. Margin laba kotor PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) sepanjang tahun lalu turun sekitar 0,6% menjadi 28,3%, sementara PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) turun sebesar 2% menjadi sekitar 24% seiring dengan meningkatnya beban produksi.

Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan menunjukan pada 2017 London Sumatera membukukan penjualan sebesar Rp 4,73 triliun, naik 23% dari periode sebelumnya sebesar Rp 3,84 triliun, terdorong penjualan produk sawit (CPO dan palm kernel), karet serta bibit sawit. Produk sawit masih menjadi pendorong utama penjualan perseroan dengan kontribusinya sekitar 91%, diikuti oleh produk karet 6% dan benih bibit sawit 2%.

Meski demikian, realisasi penjualan perusahaan sedikit tertekan sejalan dengan meningkatnya beban pokok perseroan sebesar 24% menjadi sekitar Rp 3,39 triliun hingga mengakibatkan perseroan hanya mampu mencatat laba bruto sebesar Rp 1,34 triliun. Kendati laba bruto tahun lalu masih mampu mencetak kenaikan sebesar 20,9% karena terdorong peningkatan volume dan harga jual, namun tak demikian dengan raihan margin kotor peseroan yang melemah 0,6% menjadi 28,3% dari sebelumnya 28,9%.

(Baca : Pengusaha Sawit Minta Kejelasan Mengenai Moratorium Lahan Sawit)

Tergerusnya margin kotor perseroan disebabkan oleh meningkatnya sejumlah komponen beban produksi, seperti pada biaya pemupukan dan pemeliharaan, biaya panen, beban penyusutan serta biaya pabrikasi.

Sementara itu, kenaikan beban usaha dan operasional menekan laba usaha perseroan hingga menjadi sekitar Rp 958 miliar naik 11% dari sebelumnya Rp 810 miliar dengan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 763 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 593 miliar setelah dikurangi beban keuangan dan rugi entitas asosiasi.

Perusahaan lain milik grup Salim yakni PT Salim Ivomas Tbk juga mencatat penurunan margin laba kotor lebih besar. Direktur Utama Grup SIMP Mark Wakeford dalam keterangan resminya mengatakan pada 2017 Salim Ivomas mencatat kenaikan produksi produk sawit kendati sempat mengalami perlambatan di kuartal keempat 2017.

"Sepanjang tahun lalu, kami mencatat peningkatan Lahan Tanaman Menghasilkan (TM) kelapa sawit dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sekitar 9.000 hektar," ujarnya dalam keterangan resmi seperti yang dikutip dari keterbukaan informasi perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (28/2).

Seiring peningkatan lahan TM kelapa sawit tersebut,  perseroan juga meningkatkan total kapasitas pengolahan kelapa sawitdengan membangun 2 pabrik kelapa sawit baru yang selesai pada tahun 2017 serta satu pabrik lainnya yang diperkirakan selesai pada tahun 2019.

"Perusahaan juga melakukan ekspansi pada pabrik penyulingan CPO di Surabaya berkapasitas 300 ribu ton per tahun yang diperkirakan selesai pada kuartal pertama 2018 untuk memenuhi peningkatan permintaan," ujarmya. 

Akibat peningkatan produktivitas tersebut, perseroan mencatat penjualan Rp 15,83 triliun meningkat 9% dari periode sebelumnya sebesar Rp 14,53 triliun. Sementara itu, kenaikan biaya produksi yang terutama disumbang oleh meningkatnya biaya aplikasi pupuk serta menurunnya kontribusi penjualan komoditas gula menyebabkan laba kotor perseroan stagnan dari tahun sebelumnya menjadi sekitar Rp 3,42 triliun dan margin laba kotor tertekan sebesar 2%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...