Investor Menanti Rilis Cadangan Devisa RI, IHSG Diprediksi Bervariasi
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (8/5) diprediksi bergerak bervariasi oleh beberapa analis. Sentimen yang diperkirakan mempengaruhi laju indeks hari ini diperkirakan datang dari rilis cadangan devisa Indonesia dan dampak pandemi corona.
Pada perdagangan terakhir, Rabu (6/5) indeks bergerak turun 0,46% ke 4.608,79 yang diikuti oleh derasnya aliran modal asing keluar dengan penjualan bersih atau net sell saham mencapai Rp 347,43 miliar di pasar reguler.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini masih cenderung fluktuatif serta rentan tertekan.
(Baca: Saham Astra dan Telkom Dilego Investor Asing, IHSG Turun 0,46%)
Menurutnya, investor menanti laporan bursa pekerja Amerika Serikat (AS) periode April yang diperkirakan memburuk seiring dampak wabah Covid-19. "Dari dalam negeri akan ada rilis data cadangan devisa yang diperkirakan meningkat," katanya.
Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa dalam negeri meningkat menjadi US$ 125 miliar dari posisi per Maret 2020 sebesar US$ 121 miliar. Peningkatan ini salah satunya ditopang oleh penerbitan surat utang global (global bond).
Sebelumnya, pemerintah telah merilis surat utang global di tengah penyebaran pandemi corona, dengan nilai mencapai US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 69,4 triliun.
Dengan adanya sentimen di dalam dan luar negeri tersebut, dia pun memprediksi, IHSG akan bergerak di level support dan resistance 4.560 hingga 4.785.
Adapun beberapa saham yang dapat dicermati investor di antaranya PT Astra International Tbk (ASII), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai bahwa IHSG membentuk area konsolidasi baru setelah kemarin ditutup turun. Dengan begitu, IHSG berpotensi menguat selama mampu mempertahankan level support 4.603.