Terkerek Wacana New Normal, Rupiah Menguat 1,33% dan Terbaik di Asia

Agatha Olivia Victoria
2 Juni 2020, 17:36
Terdorong Wacana New Normal, Rupiah Menguat 1,33% dan Terbaik di Asia.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Selasa (2/6) terdorong wacana new normal dan pembukaan kegiatan usaha.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini, Selasa (2/6) menguat 1,33% ke level Rp 14.415 per dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan nilai tukar salah satunya terdorong optimisme pelaku pasar terkait rencana penerapan kenormalan baru atau new normal di di Tanah Air.

Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia menguat sore ini. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong naik 0,01% diikuti kenaikan dolar Singapura 0,17%, rupee India 0,25%, yuan Tiongkok 0,38%, ringgit Malaysia 0,96%, dan baht Thailand 0,39%.

Advertisement

Sementara beberapa mata uang Asia lainnya melemah di antaranya, Yen Jepang turun 0,14%, dolar Taiwan 0,13%, won Korea Selatan 0,03%, dan peso Filipina 0,04%.

(Baca: Rupiah Menguat Cepat ke 14.460 per Dolar Imbas Kerusuhan di AS)

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Ryan Kiryanto menyatakan, wacana pembukaan kembali perekonomian dengan memulai pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memberikan optimisme pasar. "Dalam jangka pendek, kegiatan ekonomi Indonesia akan mulai dibuka," ujar Ryan saat dihubungi katadata.co.id, Selasa (2/6).

Meski begitu, kebijakan new normal  menurutnya harus bisa dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat agar tak memicu munculnya gelombang kedua pandemi Covid-19.

Pasalnya,  jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona Covid-19 di RI masih terus bertambah. Pada Selasa (2/6), pemerintah menyebut ada penambahan 609 kasus baru sehingga total ada 27.549 orang terkonfirmasi positif corona di Indonesia hingga saat ini.

Hasil ini didapatkan dari uji 9.049 spesimen baru dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM). Total sudah ada 342.466 sampel spesimen yang diperiksa oleh pemerintah.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement