Imbas Corona, Tiga Perusahaan Retail Besar Merugi Ratusan Miliar

Image title
Oleh Ekarina
6 Agustus 2020, 13:04
Imbas Corona, Laba 3 Peretail Ini Anjlok hingga Rugi Ratusan Miliar.
ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.
Sejumlah pengunjung memilih pakaian yang dijual di Mal Ramayana, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (16/5/2020). Sepekan menjelang Idul Fitri, sejumlah pusat perbelanjaan mulai menawarkan berbagai potongan harga guna menarik minat pembeli.

Pandemi corona memberi pukulan berat bagi industri retail. Hal ini menyebabkan laba bersih sejumlah emiten retail anjlok tajam hingga merugi ratusan miliar di semester I 2020 lantaran banyak gerai yang tutup sementara seiring pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Emiten retail busana, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan kinerja negatif akibat pandemi virus corona dengan perolehan rugi bersih Rp 357,86 miliar. Capaian ini berbanding terbalik dibandingkan capaian semester I 2019, yang mana perseroan berhasil mencatat laba sebesar Rp 1,16 triliun.

Advertisement

Mengutip laporan keuangan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja buruk pada semester I 2020 disebabkan oleh anjloknya penjualan  serta meningkatnya beban keuangan perseroan.

Sepanjang semester I 2020, penjualan perseroan turun 62% menjadi Rp 2,25 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,9 triliun. Penurunan penjualan terjadi di seluruh lini, baik penjualan eceran, penjualan konsinyasi maupun pendapatan jasa.

Kinerja perusahaan kian tertekan dengan adanya kenaikan beban keuangan sebesar 105% menjadi Rp 51 miliar dan kerugian lainnya dari penjualan aset tetap senilai Rp 19 miliar. Alhasil, perusahaan membukukan rugi bersih Rp 357 miliar dari yang sebelumnya laba Rp 1,16 triliun.

CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari, Terry O'Connor mengaatakan perusahaan telah mengambil langkah efisiensi biaya secara menyeluruh, termasuk untuk memperoleh keringanan biaya sewa. Dengan langkah ini, dia mengklaim beban operasional perusahaan dapat ditekan 53%.

“Kami telah menutup gerai-gerai dengan kinerja kurang baik, dengan mempertimbangkan periode sewa. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 dan upaya merestrukturisasi bisnis, perusahaan memutuskan untuk mempercepat penutupan gerai yang berkinerja kurang baik," katanya dalam siaran pers akhir Juli 2020.

Hingga semester I 2020, perusahaan telah menutup enam gerai format besar. Pada saat yang sama, perusahaan juga membuka satu gerai baru di Palembang pada Mei 2020, dan dua gerai baru di kota Depok dan Tangerang pada Juli 2020.

Dengan penambahan ini gerai berformat besar Matahari menjadi 154 hingga saat ini.

Selain Matahari, kerugian juga dicatat PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Pada semester pertama 2020, perusahaan membukukan pendapatan bersih Rp 6,79 triliun, turun 33% dari Rp 10 triliun pada semester pertama 2019. Hal ini lantas menyebabkan margin laba kotor semester pertama turun dari 49,3% menjadi 42,6%.

Perusahaan juga melaporkan rugi usaha sebesar Rp 330,9 miliar. Keuangan perusahaan makin tertekan akibat naiknya beban keuangan menjadi Rp 286 miliar serta kerugian entitas asosiasi Rp 34 miliar.

Sehingga, perusahaan akhirnya mencetak rugi bersih berjalan sebesar Rp 407 miliar.

“Perusahaan telah mengambil langkah tanggap untuk memperkuat bisnis dengan mengerahkan seluruh kemampuan omni-channel merek kami. Digitalisasi telah mempercepat dan terus menjadi pusat untuk semua keputusan investasi di periode mendatang," kata  VP Investor Relations & Corporate Communications MAP Group, Ratih Gianda dalam keterangannya, dikutip Kamis (6/8).

Lebih lanjut, dia juga menjelaskan, di tengah tantangan bisnis saat ini, MAP secara aktif tengah melakukan reorganisasi untuk mengurangi beban usaha secara substansial. Strategi penurunan beban itu antara lain mencakup biaya remunerasi, biaya sewa hingga membatasi belanja modal.

Hingga Juni 2020, MAP telah mengopeerasikan lebih dari 2.300 gerai di seluruh Indonesia. Gerai retail itu antara lain mencakup departement store, toko brand fesyen dan gaya hidup, gerai olah raga, makanan minuman, perhiasan, toko buku hingga minan anak.

Terakhir, emiten retail busana yang juga membukukan penurunan kinerja keuangan semester  I tahun ini adalah PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS). Meski tak sampai merugi, laba bersih Ramayana merosot hingga 99% menjadi Rp 5,3 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 589 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement