Deflasi dan Sinyal Perpanjangan Burden Sharing Melemahkan Kurs Rupiah

Agatha Olivia Victoria
3 September 2020, 10:16
Sinyal Perpanjangan Burden Sharing Tekan Rupiah ke Rp 14.755 per Dolar AS.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (USD) di tempat penukaran uang. Rupiah melemah pada perdagangan Kamis pagi.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,06% ke level Rp 14.755 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Kamis (3/9) pagi. Tekanan terhadap kurs rupiah disebabkan oleh adanya sinyal perpanjangan pembagian beban atau burden sharing dana pembiayaan pemulihan ekonomi oleh pemerintah dan Bank Indonesia hingga 2021. Faktor lainnya adalah tren deflasi.

Mengutip data Bloomberg, kurs terus melemah hingga 0,40% ke level Rp 14.805 per dolar AS tak lama setelah pembukaan, bersamaan dengan anjloknya rupee India sebesar 0,22%. Yen Jepang dan won Korea pun turun, meski tak sedalam rupiah yakni di kisaran 0,07% dan 0,08%. 

Sementara itu, mayoritas mata uang Asia justru menguat. Mengutip Bloomberg, dolar Singapura naik 0,01%, dolar Taiwan 0,33%, peso Filipina 0,01%, yuan Tiongkok 0,19%, ringgit Malaysia 0,2%, dan baht Thailand 0,09%.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan tekanan rupiah sebagian besar berasal dari dalam negeri.  "Faktor deflasi dan isu burden sharing diperkirakan akan menambah tekanan ke rupiah," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (3/9).

Sebagaimana diketahui, perekonomian RI mencatatkan deflasi selama dua bulan berturut-turut. Deflasi terjadi pada bulan Juli sebesar 0,01% dan Agustus 0,5% seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Dengan daya beli yang terus melemah, pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam masuk ke jurang resesi. Pasalnya, konsumsi masyarakat merupakan  penopang utama perekonomian Tanah Air.

Di sisi lain, tekanan rupiah juga datang dari pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengisyaratkan bahwa pemerintah berpeluang memperpanjang skema pembagian beban alias burden sharing hingga 2021. Hal itu akan dilakukan apabila target pertumbuhan ekonomi sulit dicapai.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...