Sinyal Positif Pertumbuhan Ekonomi di Penghujung Tahun 2021
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2021 melambat menjadi 3,5% dibandingkan 7,1% pada triwulan sebelumnya akibat lonjakan kasus Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ekonom Bank DBS memperkirakan, pertumbuhan ekonomi akan tetap positif hingga akhir tahun yang tercermin dari sejumlah sinyal pemulihan.
Pemberlakuan PPKM telah menekan mobilitas dan konsumsi masyarakat. Pada triwulan III, pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 1,03% (year-on-year/YoY), melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 5,96 %. Demikian pula dengan konsumsi pemerintah yang hanya tumbuh 0,66%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,03%.
Di saat bersamaan terjadi peningkatan kinerja perdagangan, ekspor serta neraca non migas. “ Ekspor naik menjadi 29,2% secara tahunan, didukung oleh pengiriman barang komoditas yang tercermin dari neraca nonmigas yang lebih kuat,” kata Senior Economist DBS Group Research, Radhika Rao dalam laporan bertajuk DBS Flash Indonesia: Growth to End 2021 on a Firmer Note, Selasa (30/11).
Ia juga mengungkapkan, ekspor neto tetap tumbuh meski terjadi peningkatan impor seiring pengiriman yang terus membaik. Sektor perdagangan Indonesia ikut diuntungkan dengan melonjaknya harga-harga komoditas dunia.
Perdagangan komoditas yang menyumbang 40% dari ekspor mengalami kenaikan di berbagai jenis barang seperti minyak sawit, karet, dan pertambangan. Krisis suplai batubara dunia dinilai turut menguntungkan ekspor Indonesia, baik dari volume maupun nilai. Hal ini mampu mengimbangi dampak negatif lonjakan harga minyak.
Kendati demikian, DBS mengingatkan agar pemerintah tetap mewaspadai laju inflasi akibat tingginya harga minyak mentah dunia. Dengan memperhatikan berbagai risiko dan naiknya harga minyak, DBS memperkirakan inflasi Indonesia tahun ini tetap terkendali di kisaran 1,5%.
Sinyal Pemulihan
Kasus Covid-19 di Tanah Air terus membaik dengan penurunan kasus harian di bawah 1.000 atau kembali ke posisi terendah sejak pertengahan 2020. Hal ini menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur Rumah Sakit lebih rendah, jauh di bawah ambang batas WHO.
Di sisi lain, pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi, dimana hampir 120 juta penduduk atau 45% populasi telah menerima vaksin dosis pertama dan 75 juta penduduk telah menerima vaksin dosis kedua.
Jumlah kasus Covid-19 yang terus menurun dan cakupan vaksinasi semakin meluas mendorong pemerintah melonggarkan kebijakan PPKM di wilayah pusat ekonomi. Situasi ini menyebabkan sektor usaha kembali menggeliat, sebagaimana yang terlihat pada Purchasing Managers Index (PMI) yang secara konsisten menuju arah pemulihan.
Pada Oktober 2021, PMI manufaktur berhasil menembus rekor tertinggi sebesar 57,2 setelah sebelumnya mencapai 52,2 di bulan September dan di 43,7 pada bulan Agustus.
Penjualan kendaraan yang mulai meningkat serta langkah-langah untuk mendorong sektor pariwisata berupa pelonggaran syarat perjalanan diharapkan menjadi indikasi awal pemulihan ekonomi triwulan keempat dan tahun depan.
“Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi triwulan IV berada di atas 4%, kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 di kisaran 3,5% dan mengharapkan pertumbuhan lebih lanjut tahun depan, “ kata Radhika.
Dengan kebijakan fiskal yang berfokus pada konsolidasi, reformasi pendapatan atau pajak tahun depan, sektor swasta akan memimpin. Kondisi moneter kemungkinan akan terus membantu mempertahankan momentum tahun ini dan tahun 2022, dengan asumsi situasi pandemi tetap terkendali.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan, capaian kuartal III masih merupakan hasil yang positif meski melambat dan berada di bawah ekspektasi pemerintah.
"Ini menunjukkan momentum pemulihan tetap terjaga dan akan semakin kuat setelah terjadi penurunan kasus di pertengahan Agustus hingga akhir September 2021”, ujar Febrio pada Jumat (5/11).
Adapun mobilitas masyarakat ke tempat perdagangan ritel dan rekreasi naik 4,4% dari level pra-pandemi. Begitu pula mobilitas ke tempat belanja kebutuhan sehari-hari naik menjadi 24,6%.
Sementara mobilitas di taman juga tumbuh 2,3%. Meski begitu mobilitas di tempat transit dan tempat kerja masih terkontraksi. Dengan kondisi tersebut, Febrio memperkirakan pemulihan ekonomi akan terus menguat hingga akhir tahun.
Dinamika ekonomi dan bisnis di kawasan Asia terus berkembang setiap harinya. Bank DBS menyediakan beragam informasi dan layanan lengkap untuk nasabah, SME dan juga perusahaan untuk membantu memahami seluk-beluk dunia usaha dan mengetahui tren terbaru di pasar.
Temukan beragam informasi dan insight menarik seputar perkembangan ekonomi dan bisnis dari DBS dengan klik di sini untuk keterangan lebih lanjut.